Iran Kecam Hadiah Nobel Perdamaian untuk Narges Mohammadi

CNN Indonesia
Sabtu, 07 Okt 2023 14:02 WIB
Narges Mohammadi, pemenang Nobel Perdamaian 2023. (Reuters/Mohammadi Family Archive Photos)
Jakarta, CNN Indonesia --

Perempuan asal Iran, Narges Mohammadi memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian. Narges telah ditahan selama hampir dua tahun karena karyanya yang mempromosikan hak-hak perempuan dan anak perempuan di Iran.

Pada Jumat (6/10), Iran mengecam tindakan bias dan politis yang dilakukan komite Nobel, karena memberikan Hadiah Perdamaian kepada Narges, aktivis hak asasi manusia yang sedang dipenjara.

Narges Mohammadi merupakan seorang jurnalis dan aktivis berusia 51 tahun, yang menghabiskan sebagian besar waktunya dalam dua dekade terakhir dengan berbagai tuduhan termasuk menyebarkan propaganda melawan negara dan melakukan tindakan yang melanggar keamanan nasional.

"Kami mencatat bahwa Komite Nobel Perdamaian memberikan Hadiah Perdamaian kepada seseorang yang dihukum karena pelanggaran hukum dan tindakan kriminal berulang kali," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanani dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir The New Arab, Sabtu (7/10).

"Kami mengutuk tindakan bias dan politis ini," tambahnya.

Kanani juga mengecam Komite Nobel karena membuat "klaim palsu", yang menurutnya merupakan indikasi pendekatan beberapa pemerintah Eropa yang memalsukan informasi dan menghasilkan narasi yang membingungkan dan menyimpang tentang perkembangan internal di Iran.

Dia mengatakan keputusan untuk memberikan penghargaan tersebut kepada Mohammadi adalah penyimpangan yang mengecewakan dari tujuan awal Nobel Perdamaian.

Saat pengumuman pada Jumat (6/10), Ketua Komite Nobel Berit Reiss-Andersen memuji Narges Mohammadi atas perjuangan yang berani dan menyerukan pembebasan perempuan tersebut.

Mohammadi, yang dipenjara sejak November 2021, telah menyatakan dukungannya terhadap gerakan protes yang mengguncang Iran setelah kematian Mahsa Amini dalam tahanan polisi pada 16 September 2022.

Amini adalah seorang warga Kurdi Iran berusia 22 tahun, yang ditangkap karena diduga melanggar aturan berpakaian ketat bagi perempuan di negara republik Islam tersebut.

Kematian Amini memicu demonstrasi selama berbulan-bulan yang oleh pihak berwenang di Iran disebut sebagai "kerusuhan yang dipicu oleh pemerintah asing".

(wiw)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK