Polisi penerbangan Filipina menyebut ancaman bom yang menggegerkan nyaris seluruh bandara di negara tersebut diduga merupakan hoaks.
"Kemungkinan besar itu hoaks. Tidak ada yang terjadi," kata kepala polisi penerbangan, Jack Wanky, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (7/10).
"Operasi bandara terus berlanjut dan berjalan normal," lanjut dia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jack menyampaikan hal tersebut tak lama setelah bandara-bandara di Filipina geger karena menerima ancaman teror bom pada Jumat.
Otoritas Penerbangan Pesawat Sipil Filipina (Civil Aviation Authority of the Philippines /CAAP) menerima email berisi informasi bahwa akan ada ledakan di sebuah pesawat komersial.
Memo tertanggal 4 Oktober itu tak menyebut kata "bom". Sebaliknya, email itu meminta agar CAAP berhati-hati karena "sebuah pesawat akan meledak" di Bandara Internasional Manila.
"[Penerbangan dari Manila ke] Cebu, Palawan, Bicol, dan Davao akan terdampak," demikian pernyataan di email tersebut.
Menanggapi hal ini, CAAP pun langsung memerintahkan 42 bandara di seluruh Filipina bersiaga dan meningkatkan keamanan. CAAP juga mengerahkan polisi tambahan hingga patroli anjing di beberapa terminal Manila.
Meski ada peringatan, Bandara Internasional Manila serta dua maskapai penerbangan terbesar lain tetap beroperasi seperti biasa.
Menteri Transportasi Jaime Bautista mengatakan tak ada penundaan penerbangan imbas ancaman tersebut.
(blq/arh)