Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa negaranya sedang berperang dengan militer Hamas, yang menguasai Jalur Gaza.
Pernyataan Netanyahu dalam pidatonya ini disiarkan televisi dan merupakan komentar pertamanya sejak penguasa Hamas di Gaza melancarkan serangan besar-besaran dari berbagai lini ke Israel pada Sabtu (7/10).
Netanyahu memerintahkan pemanggilan pasukan cadangan dan berjanji bahwa Hamas akan membayar akibat dari apa yang belum diketahui mereka sampai sekarang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami sedang berperang," kata Netanyahu. "Bukan 'operasi', bukan 'ronde', tapi perang," tegasnya, seperti dilansir LA Times, Sabtu (7/10).
Sang Perdana Menteri juga memerintahkan militer Israel untuk membersihkan kota-kota yang disusupi militan Hamas yang masih terlibat baku tembak dengan tentara Israel.
Hamas pada Sabtu (7/10) menembakkan ribuan roket ke Israel dan mengirim puluhan pejuang melintasi perbatasan negara yang dijaga ketat, sebuah unjuk kekuatan besar-besaran yang membuat Israel lengah pada hari libur besar.
Invasi besar-besaran terhadap Simchat Torah menghidupkan kembali ingatan perang tahun 1973,yang hampir terjadi 50 tahun yang lalu, saat musuh-musuh Israel melancarkan serangan mendadak pada hari raya besar Yahudi, Yom Kippur.
Ada laporan mengenai lebih banyak korban di kedua belah pihak, namun pihak berwenang tidak segera merilis rinciannya. Media Israel melaporkan puluhan orang dirawat di rumah sakit di Israel selatan.
Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza melaporkan adanya korban luka di antara "banyak warga" tanpa menyebutkan jumlahnya, dan pengeras suara di masjid-masjid menyiarkan doa berkabung bagi para militan yang terbunuh.
Militer Israel menyerang sasaran di Gaza sebagai respons terhadap lebih dari 2.000 roket yang mengirimkan sirene serangan udara yang terus menerus meraung-raung hingga ke utara hingga Tel Aviv dan Yerusalem.
Dikatakan bahwa pasukan Israel terlibat dalam baku tembak dengan militan Hamas yang telah menyusup ke Israel di setidaknya tujuh lokasi. Para pejuang telah menyelinap melintasi pagar pemisah dan bahkan menyerbu Israel melalui udara dengan paralayang.
Belum jelas apa yang mendorong Hamas melancarkan serangannya, yang terjadi setelah berminggu-minggu ketegangan di sepanjang perbatasan Gaza. Pemimpin bayangan sayap militer Hamas, Mohammed Deif, mengumumkan dimulainya apa yang disebutnya "Operasi Badai Al-Aqsa."
"Cukup sudah," katanya dalam pesan yang direkam, sambil meminta warga Palestina mulai dari Yerusalem Timur hingga Israel utara untuk bergabung dalam perjuangan. "Hari ini rakyat kembali melakukan revolusi," ucapnya.
(wiw)