Kesaksian WNI di Gaza: Rudal Kiri-Kanan, Terparah dalam 12 Tahun

CNN Indonesia
Rabu, 11 Okt 2023 08:25 WIB
Ilustrasi. Kesaksian WNI soal kondisi mencekam di Gaza di tengah serangan balasan Israel. Foto: AP/Oren Ziv
Jakarta, CNN Indonesia --

Abdillah Onim, Warga Negara Indonesia (WNI) yang menetap di Gaza, Palestina membeberkan kesaksiannya akan situasi mencekam di tengah peperangan antara kelompok militan Hamas dan Israel sejak Sabtu (7/10).

Aktivis kemanusiaan dari Nusantara Palestina Center yang akrab disapa Bang Onim itu menyebut situasi sekarang ini merupakan yang terparah selama dirinya 12 tahun berada di Gaza.

"Saat ini di Gaza situasinya kritis dan juga bisa dikatakan sangat mencekam, yang mana saya berada di Gaza sudah lebih dari 12 tahun dan kondisi ini pertama kali saya rasakan saya melihat langsung perang luar biasa besar," kata Onim dalam siaran zoom yang diselenggarakan Hubungan Internasional Universitas Islam Indonesia (UII), Selasa (10/10) sore.

"Ini pertama saya melakukan (siaran) live, satu hari pertama sampai hari ketiga (pertempuran) memang kondisinya tidak memungkinkan. Bahkan sampai di beberapa detik lalu sebelum saya menyerahkan kamera zoomnya memang ada dua dentuman bom lagi karena hampir setiap menit terjadi pemboman dari kedua belah pihak," sambungnya.

Onim menyebut serangan Hamas ke Israel pada Sabtu (7/10) lalu meletus kala dirinya hendak rebahan usai menunaikan ibadah salat subuh. Belum genap 10 menit dia berbaring tiba-tiba terdengar suara tembakan peluru kendali (rudal). Janggal baginya lantaran sebelumnya tak ada tanda atau peringatan sama sekali.

"Kok ini tidak ada tanda-tanda atau tidak ada informasi kepada masyarakat, tiba-tiba terjadi penyerangan," beber jurnalis tersebut.

Onim juga bersaksi atas hujan rudal serangan balasan Israel ke Hamas Senin (9/10) kemarin hingga membuat langit Gaza dipenuhi asap tebal yang di sisi lain, menurutnya juga menghalangi pandangan para pilot Jet Tempur F-16 Israel. Situasi ini bertahan setidaknya 30 menit dan baru hilang setelah hujan turun.

"Awan itu yang tadinya putih jadi kaya api. Kuning kaya api karena saking banyaknya rudal, roket, bom, terus bom fosfor, udara jadi berubah. Tidak kelihatan sama sekali, bahkan Jet F-16 pun tidak terlihat," ungkapnya.

Saking ngerinya situasi peperangan ini, Onim menyebut dirinya sampai khawatir untuk sekadar mandi. Dia sudah memiliki rencana mengungsikan anak-istrinya ke Mesir.

"Kemarin sore, saking banyaknya rudal kiri kanan saya sudah tiga hari tidak bisa keluar. Bahkan sampai dengan saat ini pun belum mandi, bagaimana caranya memikirkan mandi sedangkan dalam memikirkan nyawa saja apakah saya harus akan meninggal saat ini juga," katanya.

"Saya buka pintu (rumah) saja itu sangat sangat berbahaya untuk menghindari rekaman pesawat drone dari penjajah (Israel)," lanjut dia.

Untuk sekarang ini Onim dan keluarga masih di Gaza. Ia bertahan demi tugas-tugas kemanusiaan, serta menjadi salah satu penyambung komunikasi antara para WNI di Gaza dengan Menlu Retno Marsudi, para dubes di Mesir, Yordania, Suriah, dan Lebanon.



Gaza tengah memanas usai pasukan Israel dan Hamas saling serang sejak akhir pekan lalu. Hamas mengklaim mereka menyerang Israel untuk mengakhiri pendudukan terakhir di bumi.

Pasukan Israel lalu membalas dengan melancarkan Operasi Pedang Besi yang diklaim untuk menargetkan infrastruktur Hamas di Jalur Gaza.

(tim/dna)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK