Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengaku kaget dan tak terima terhadap misinterpretasi pernyataannya tentang permasalahan Israel dan Palestina, termasuk memanasnya situasi di Jalur Gaza.
Pernyataan dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB pada Selasa (24/10) membuat Israel berang hingga Duta Besar Israel untuk PBB menuntut Guterres mengundurkan diri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya terkejut dengan pemahaman keliru dalam beberapa pernyataan saya kemarin di Dewan Keamanan hingga seolah-olah saya membenarkan tindakan teror yang dilakukan Hamas," kata Guterres pada Rabu (25/10) seperti diberitakan AFP.
Ia tak menyebut Israel secara gamblang dalam klarifikasinya. Namun, Guterres mengaku perlu buka suara demi menghormati para korban dan keluarga yang terdampak konflik Israel dan Palestina, terutama di Jalur Gaza.
"Saya berbicara tentang keluhan rakyat Palestina. Dan dalam melakukan hal ini, saya juga dengan jelas menyatakan, dan saya mengutip: 'Tetapi keluhan rakyat Palestina tidak dapat membenarkan serangan mengerikan yang dilakukan Hamas,'" Guterres menegaskan.
Saat berpidato di sidang Dewan Keamanan pada Selasa, (24/10), Sekjen PBB, sekali lagi tanpa menyebut nama Israel, mengecam "pelanggaran nyata terhadap hukum kemanusiaan internasional yang kita saksikan di Gaza."
Dalam sambutannya yang sangat membuat marah Israel, dia mengatakan penting untuk "mengakui bahwa serangan Hamas tidak terjadi begitu saja" karena rakyat Palestina telah "menjadi sasaran pendudukan yang menyesakkan selama 56 tahun."
Hal tersebut membuat Menteri Luar Negeri Israel Eli Cohen marah dalam sidang DK PBB, sekaligus menyinggung begitu banyak warga Israel tewas dalam serangan tunggal Hamas pada 7 Oktober yang disambut perang oleh Tel Aviv.
Cohen juga menyangkal kekerasan dalam pendudukan Israel di Palestina yang disebut Guterres menjadi alasan dari serangan Hamas baru-baru ini. Cohen mengatakan Israel justru telah memberikan Palestina "hingga milimeter terakhir" wilayah mereka, dengan penarikan pasukan Tel Aviv pada 2005 silam.
Pernyataan Guterres pula yang membuatnya membatalkan pertemuan dengan Sekjen PBB tersebut.
Setelah pertemuan DK PBB, Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan menuntut Guterres mengundurkan diri sebab pernyataan dalam sidang menjadi bukti "menyuarakan pemahaman terhadap terorisme dan pembunuhan."
Militan Hamas menyerbu masuk ke Israel dari Jalur Gaza pada 7 Oktober, dan menewaskan sedikitnya 1.400 orang, sebagian besar warga sipil yang ditembak, dimutilasi atau dibakar sampai mati pada hari pertama serangan tersebut, menurut para pejabat Israel.
Lebih dari 6.500 warga Palestina, sebagian besar warga sipil, tewas di seluruh Gaza dalam pemboman Israel yang tiada henti sebagai pembalasan atas serangan kelompok militan Islam Palestina, menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas di Gaza.
Israel juga memblokade total Jalur Gaza dan melarang bantuan kemanusiaan masuk. Hal itu membuat warga Palestina di Jalur Gaza terus mengalami krisis, terutama bahan bakar.
(afp/chri)