Pihak keluarga mendesak Robert Card menyerahkan diri setelah menjadi buron akibat penembakan massal di Lewiston, Maine yang menewaskan lebih dari 18 orang pada Rabu (25/10).
Ryan Card selaku saudara laki-laki mengaku siap membantu pihak berwenang dalam menegakkan hukum terhadap Robert Card. Oleh sebab itu, keluarga disebut mendesak Card untuk segera menyerah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Keluarga membantu penegakan hukum dengan cara apapun dan mendesak Robert segera menyerahkan diri," kata Ryan Card lewat pesan singkat, seperti diberitakan CNN pada Kamis (26/10).
Namun, Ryan Card tidak memberi tahu kepada media Robert Card telah menanggapi permintaan keluarga atau belum.
"Polisi telah kami berikan apa pun yang kami bisa untuk membantu upaya mereka," tutur Ryan.
"Ada begitu banyak orang terluka di sana, harap fokus kepada mereka. Ini adalah mimpi terburuk bagi banyak orang," Ryan menegaskan.
Sebelumnya, polisi membeberkan detail pelaku penembakan di Lewiston, Maine, yang menewaskan lebih dari 18 orang. Terduga pelaku adalah Robert Card, tentara berusia 40 tahun di Cadangan Angkatan Darat AS.
Pihak berwenang, seperti diberitakan AFP pada Kamis (26/10) telah menerbitkan surat perintah penangkapan Robert Card yang jadi buron atas tuduhan pembunuhan.
Departemen kepolisian Lewiston merilis gambar Robert Card sebagai pria berjanggut yang mengenakan hoodie cokelat dan celana kargo biru. Mereka tak lupa menyertakan senjata senapan serbu yang digunakan dalam aksi mematikan itu.
Oleh sebab itu, Kolonel William Ross dari Kepolisian Negara Bagian Maine menegaskan Robert Card dinyatakan sebagai "orang bersenjata dan berbahaya." Orang-orang diperingatkan untuk tidak mendekatinya.
Menurut surat kabar The Sun Journal, penembakan itu terjadi di sejumlah lokasi yakni Sparetime Recreation, area bowling di Mollison Way serta di Schemengees Bar & Grille Restaurant di Lincoln Street.
Penembakan oleh Card menjadi salah satu kasus paling mematikan sejak 2017, setelah pria bersenjata melepaskan tembakan ke festival musik di Las Vegas dan menewaskan 60 orang.
(chri)