Kabinet Perang Israel Bentukan Netanyahu Diklaim Terbelah, Kenapa?

CNN Indonesia
Selasa, 31 Okt 2023 15:37 WIB
Kabinet perang Israel yang baru dibentuk PM Benjamin Netanyahu disebut mulai terbelah di tengah peperangan yang makin panas dengan Hamas Palestina di Gaza.
Kabinet perang Israel yang baru dibentuk PM Benjamin Netanyahu disebut mulai terbelah di tengah peperangan yang makin panas dengan Hamas Palestina di Gaza. (REUTERS/RONEN ZVULUN)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kabinet perang Israel yang baru dibentuk Perdana Menteri Benjamin Netanyahu disebut-sebut mulai terbelah di tengah peperangan yang semakin panas dengan Hamas Palestina di Jalur Gaza.

Salah satu pihak disebut mulai meragukan Netanyahu, yakni militer dan intelijen Israel.

Kenapa Netanyahu mulai diragukan?

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Militer dan intelijen Israel dilaporkan kecewa dengan Netanyahu karena sang PM terkesan menyalahkan mereka atas serangan mengejutkan Hamas pada 7 Oktober lalu.

Netanyahu sempat membuat pernyataan publik di X yang menyatakan bahwa kegagalan intelijen dan angkatan darat Israel lah yang membuat Tel Aviv 'kecolongan' oleh serangan Hamas sehingga menewaskan 1.400 warganya.

Ia juga menyatakan bahwa ada penilaian tak akurat dari intelijen yang memandang Hamas sudah bisa dijinakkan dan bersiap melakukan negosiasi.

Seperti dikutip Al Jazeera, pernyataan Netanyahu itu pun membuat keresahan sebagian pihak di kabinetnya. Sejumlah pemimpin politik kemudian menuding sang PM memanfaatkan perang Israel-Hamas untuk manuver politiknya.

Setelah membuat gaduh, Netanyahu akhirnya menghapus twitnya tersebut dan meminta maaf. Ia mengaku telah "keliru".

Menurut analis politik Timur Tengah dan Afrika Utara dari Chatham House Yossi Mekelberg, insiden itu memperdalam keretakan dalam institusi politik maupun militer di kabinet Netanyahu.

[Gambas:Video CNN]

Ia mengatakan kapasitas Netanyahu dalam memimpin perang besar secara tulus tanpa meletakkan kepentingan politik di atas keamanan nasional kini mulai dipertanyakan.

"Untuk menyatakan bahwa dia gagal akan menjadi pernyataan yang meremehkan tahun ini," ujar Mekelberg seperti dikutip dari Al Jazeera.

"Ini adalah operasi militer yang amat sulit sehingga Anda butuh perdana menteri yang bertanggung jawab dan tak ada seorang pun [dalam kabinet] yang mempercayai Netanyahu. Itu merupakan topik utama dalam kabinet ini," lanjut dia.

Mantan menteri pertahanan Israel Benny Gantz disebut menjadi salah satu pihak yang tak lagi percaya dengan Netanyahu. Ia bahkan yang meminta Netanyahu menarik kembali ucapannya, yang telah merendahkan militer dan intelijen Tel Aviv.

Gantz juga dilaporkan meminta Netanyahu memberikan dukungan penuh kepada militer dan biro investigasi domestik Israel, Shin Bet.

Eks menteri pertahanan yang kini jadi oposisi Netanyahu, Avigdor Lieberman, turut meragukan keseriusan sang PM.

"(Netanyahu) tidak tertarik dengan keamanan, dia tidak peduli dengan para sandera, hanya politik," ucapnya.

Kritik kepada Netanyahu ini merupakan tanda terbaru dari ketegangan dalam politik Israel, termasuk dalam kabinet perang.

Sebab kegagalan intelijen mengantisipasi serangan Hamas itu menjadi salah satu kegagalan terbesar di negara itu.

Sejumlah aparat keamanan Israel sudah mengakui bahwa militer mereka memang tak sekuat itu, namun Netanyahu tak pernah mengakui hal tersebut.

"Ini hanya puncak gunung es dari apa yang akan terjadi pada Israel setelah konflik selesai. Dia tengah mempersiapkan bahan untuk argumennya," kata mantan direktur kementerian luar negeri israel, Alon Lien.

Politik di Israel sendiri sebetulnya sudah gonjang-ganjing sebelum perang meletus 7 Oktober lalu. Hal itu lantaran keputusan Netanyahu mendorong sejumlah rancangan undang-undang (RUU) dalam rangka reformasi sistem peradilan, yang dinilai mengerdilkan peran Mahkamah Agung (MA).

Langkah itu juga disebut berpotensi dimanfaatkan Netanyahu untuk lolos dari jerat hukum.

Puluhan orang dari berbagai lapisan masyarakat pun turun ke jalan mendemo Netanyahu. Di antara para penentang yakni tentara cadangan Israel yang mengancam ogah bertugas jika RUU diundangkan.

(blq/rds)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER