Kenapa Milisi Houthi Yaman Mulai Serang Israel?

CNN Indonesia
Rabu, 01 Nov 2023 09:44 WIB
Pemberontak Houthi di Yaman mulai menyerbu Israel menggunakan drone di tengah peperangan yang makin sengit antara Tel Aviv dengan milisi Hamas Palestina.
Pemberontak Houthi di Yaman mulai menyerbu Israel menggunakan drone di tengah peperangan yang makin sengit antara Tel Aviv dengan milisi Hamas Palestina. (AFP/JACK GUEZ)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kelompok pemberontak Houthi di Yaman mulai menyerbu Israel menggunakan drone pada Selasa (31/10), di tengah peperangan yang makin sengit antara Tel Aviv dengan milisi Hamas Palestina.

Juru bicara militer Houthi Yahya Saree mengatakan pihaknya telah meluncurkan "sejumlah besar" rudal balistik dan pesawat nirawak (drone) ke Israel. Houthi mengklaim telah melancarkan tiga serangan terhadap Israel sejauh ini.

Saree berujar serangan ini dilakukan "untuk membantu Palestina meraih kemenangan."

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia juga menekankan bahwa serangan seperti ini bakal lebih sering terjadi mulai sekarang, demikian dilaporkan Reuters.

"Drone-drone ini milik negara Yaman," kata Perdana Menteri Yaman versi Houthi, Abdelaziz bin Habtour, seperti dikutip Al Jazeera.

Pernyataan Houthi ini menegaskan bahwa konflik Hamas vs Israel kini telah meluas hingga ke Yaman, setelah sebelumnya mencapai Lebanon dan Suriah.

Houthi Yaman merupakan bagian dari "Poros Perlawanan" yang didukung Iran dan anti-Israel serta Amerika Serikat.

Sejak dulu, Houthi memang gencar menggunakan rudal dan drone saat berkonflik, terutama kala perang Yaman.

Menurut Saree, agresi Israel belakangan ini telah menciptakan ketidakstabilan di Timur Tengah. Oleh sebab itu, Houthi bersumpah bakal terus melakukan serangan "sampai agresi Israel berhenti."

[Gambas:Video CNN]

Sementara itu, menurut militer Israel, pihaknya berhasil mencegat drone dari Laut Merah usai sistemnya "mengidentifikasi target udara yang mendekati wilayah Israel."

"Tidak ada ancaman atau risiko bagi warga sipil," demikian menurut keterangan militer Israel.

Sejak perang milisi Hamas Palestina dan Israel pecah 7 Oktober lalu, sejumlah kelompok milisi di Timur Tengah yang bersekutu dengan Hamas memang turut melancarkan serangan dengan menargetkan Israel.

Kelompok Hizbullah di Lebanon melancarkan rentetan roket ke wilayah utara Israel yang langsung dibalas Israel hingga menewaskan sejumlah anggota milisi tersebut. Milisi di Suriah juga menembakkan serangkaian roket ke Israel yang dibalas Tel Aviv dengan serbuan ke bandara di Aleppo dan Damaskus.

Sejumlah pihak khawatir perang Hamas vs Israel akan meluas hingga ke negara-negara tetangga yang memang memiliki riwayat berkonflik dengan negara Zionis tersebut.

Alih-alih meredam gempuran, Israel masih terus membombardir Gaza secara membabi buta. Pada Selasa (31/10) malam, Israel melancarkan serangan udara ke kamp pengungsi Palestina terbesar di utara Gaza hingga menewaskan lebih dari 50 orang.

Jabalia, kamp pengungsi seluas 1,4 kilometer persegi atau seukuran Hyde Park di London, menjadi rumah bagi setidaknya 116 ribu warga Palestina untuk berlindung sejak perang antara Hamas vs Israel kembali pecah pada 7 Oktober lalu.

Serangan ke kamp Jabalia ini terjadi setelah milisi Hamas dan pasukan Israel bertempur sengit seharian di utara Gaza. Israel mempercepat operasi daratnya untuk "menghancurkan" Hamas.

Di sisi lain, militer Israel berdalih serangan ke kamp Jabalia itu diperlukan demi memberangus milisi Hamas.

Tel Aviv meyakini Hamas memiliki infrastruktur militer bawah tanah di balik bangunan-bangunan tempat pengungsian Jabalia ini.

Militer Israel bahkan mengklaim gempurannya itu berhasil membunuh seorang komandan Hamas yang terlibat serangan dadakan ke negaranya pada 7 Oktober lalu.

(blq/rds)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER