Seorang koresponden TV Palestina dan 11 anggota keluarganya meninggal dunia di Gaza selatan usai terkena serangan udara Israel pada Kamis (2/11).
Kantor berita WAFA melaporkan Mohammad Abu Hattab dan keluarganya meninggal dunia usai Israel menghancurkan rumahnya di Khan Yunis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Insiden itu terjadi ketika Abu Hattab bertugas menyampaikan laporan dari luar Rumah Sakit Nasser di Khan Yunis dan mendokumentasikan kekejaman yang dilakukan Israel terhadap masyarakat Gaza.
Serangan itu berlangsung hanya sejam setelah dia menyampaikan laporan terkininya dari luar rumah sakit.
Media Resmi Palestina pun berduka atas kematian Abu Hattab. Kantor berita mengatakan bahwa pembunuhan ini merupakan bagian dari genosida yang dilancarkan Israel.
Dalam sebuah laporan on-air, rekan Abu Hattab, Salman Al Bashir, mewartakan tewasnya sang jurnalis dengan penuh emosional.
Sambil melepas helm dan rompinya, Al Bashir mengatakan bahwa tak ada satupun hal yang bisa melindungi siapapun di Gaza dari kekejaman Israel.
"Kami tidak tahan lagi, kami kelelahan. Kami adalah korban. Satu-satunya perbedaan di antara kami adalah waktu kematian. Kami dibunuh satu demi satu," kata Al Bashir, dalam rekaman video yang diunggah Wakil Pengamat Tetap Palestina untuk PBB, Jumat (3/11).
"Tidak ada seorang pun yang peduli dengan bencana atau kejahatan yang kami alami di Gaza. Tidak ada perlindungan bagi siapa pun atau apa pun. Perlengkapan dan helm ini tidak melindungi jurnalis manapun," lanjut dia.
Militer Israel belum memberikan komentar mengenai insiden ini.
Sejak perang Hamas-Israel pecah pada 7 Oktober lalu, Tel Aviv terus menggempur Gaza terutama setelah mengintensifkan serangan darat dan udara pada Jumat (27/10) pekan lalu.
Israel terus meluncurkan serangan udara dengan menargetkan kawasan padat penduduk seperti kamp pengungsi hingga sekolah dan rumah sakit yang kini dijadikan tempat berlindung warga.
Awal pekan ini, Israel menyerang kamp Jabalia, kamp pengungsi terbesar di Gaza yang setara dengan Hyde Park di London, dan menewaskan ratusan orang. Kamp yang menampung 16 ribu warga ini diserang dua kali oleh Negeri Zionis.
Pada Kamis (2/11), Israel kembali menyerang kamp Bureij hingga menewaskan 15 orang. Sejumlah orang pun hingga kini dilaporkan masih terjebak di bawah reruntuhan bangunan.
(blq/bac)