Pasukan Israel (IDF) menyatakan menangkap aktivis terkemuka Palestina, Ahed Tamimi, pada Senin (6/11) dalam penggerebekan di Kota Nabi Saleh, Tepi Barat.
Dilansir dari CBS News, IDF menuduh Tamimi menghasut kekerasan dan menyerukan aktivitas terorisme, sehingga ditahan untuk diinterogasi lebih lanjut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seorang pejabat militer Israel menunjukkan bukti tangkapan layar contoh tindakan menghasut kekerasan Tamimi. Pada unggahan instagramnya, Tamimi menulis teks dalam Bahasa Ibrani dan Arab dengan ancaman akan membunuh pemukiman Israel serta merujuk pada Hitler.
Ibu Tamimi, Nariman al-Tamimi, menentang dengan mengatakan bahwa putrinya tidak membuat unggahan tersebut.
Tamimi merupakan wanita 22 tahun yang terkenal akan aksinya berkonfrontasi dengan pasukan Israel. Ahed Tamimi mulai dikenal publik saat berusia 14 tahun karena terekam video sedang menggigit tentara Israel yang mendorong adiknya sampai jatuh ke atas batu.
Tamimi pernah ditangkap oleh pasukan Israel karena menampar dan menendang dua tentara Israel yang berada di halaman rumahnya pada 2017. Tamimi dipidana dengan delapan bulan kurungan penjara.
Bagi warga Palestina, Tamimi adalah simbol pahlawan, perjuangan anak-anak, dan pejuang kemerdekaan, dikutip dari The Guardian.
Warga Palestina mendukung berbagai perlawanan yang dilakukan Tamimi. Presiden Palestina, Mahmoud Abbas memuji dan menganggap seruan Tamimi di media sosial sangat penting. Namun, bagi Israel Tamimi adalah boneka politik orang tuanya yang dididik secara keras dan pantas mendapat hukuman berat.
Tamimi merupakan generasi kedua yang hidup di bawah peperangan antara Israel dan Palestina. Ayah Tamimi lahir pada 1967 saat Perang Enam Hari terjadi untuk memperebutkan Tepi Barat, Yerusalem Timur, Gaza, dan Dataran Tinggi Golan.
Tamimi sudah terbiasa dengan kehidupan di pos pemeriksaan, penahanan, pembongkaran rumah, intimidasi, kekerasan, penyiksaan, dan berbagai bentuk tekanan lainnya.
(bac/cpa/bac)