Direktur RS Al Shifa Bantah Tolak Bantuan BBM: Propaganda Israel

CNN Indonesia
Senin, 13 Nov 2023 08:05 WIB
Direktur RS Al Shifa sebut Israel hanya ingin menutupi citranya dengan mengirim sedikit BBM yang hanya mampu untuk bertahan 30 menit.
Kondisi di RS Al Shifa yang jadi target kepungan dan serangan Israel di Gaza. Foto: REUTERS/STRINGER
Jakarta, CNN Indonesia --

Direktur Rumah Sakit Al Shifa di Jalur Gaza, Muhammad Abu Salmiya, menyebut klaim Israel bahwa RS itu menolak pengiriman bantuan bahan bakar sebagai sebuah propaganda.

Dalam keterangannya kepada Al Jazeera, Abu Salmiya mengaku pejabat Israel menghubunginya hingga dua kali untuk menyediakan bahan bakar bagi rumah sakit.

Pada penawaran pertama, dia menyebut Israel mau mengirimkan 2.000 liter (400 galon) dan 300 liter (80 galon). Rumah sakit itu membutuhkan 8.000 (2.113 galon) sampai 12.000 liter (3.170 galon) per hari untuk operasional.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Orang yang sama menelepon saya pada jam 2 pagi dan mengatakan bahwa 300 liter tersebut dapat diambil di lokasi tertentu yang berbahaya dan rentan terhadap penembakan. Saya minta dia mengirimkannya atau dalam jumlah yang lebih besar, agar kami bisa mengoperasikan genset melalui Palang Merah," ungkap Abu Salmiya.

"Israel ingin menunjukkan kepada dunia bahwa mereka tidak membunuh bayi. Mereka ingin menutupi citranya dengan 300 liter bahan bakar, yang hanya mampu bertahan selama 30 menit," imbuhnya.

Sebelumnya Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengaku sudah menawarkan bantuan bahan bakar kepada RS Al Shifa, usai fasilitas itu harus menghentikan operasional karena kehabisan BBM.

"Kami baru saja menawarkan bahan bakar kepada RS Al Shifa, mereka menolaknya," ungkap Netanyahu.

Namun Netanyahu menyebut pengiriman bantuan bahan bakar itu telah ditolak oleh Hamas.

"Kami menawarkan bahan bakar ke rumah sakit Shifa, mereka [Hamas] menolaknya," ujar Netanyahu.

"Hamas, (yang) bersembunyi di rumah sakit dan menempatkan diri di sana, tidak menginginkan bahan bakar untuk rumah sakit...mereka ingin mendapatkan bahan bakar yang akan mereka bawa dari rumah sakit ke terowongan mereka, ke mesin perang mereka," imbuh Netanyahu.

Di sisi lain, faksi Hamas di Gaza membantah pernyataan Netanyahu bahwa pihaknya menolak bantuan 300 liter untuk penggunaan medis di rumah sakit Al Shifa.

"Tawaran tersebut meremehkan rasa sakit dan penderitaan para pasien yang terjebak di dalam tanpa air, makanan, atau listrik. Jumlah [bantuan bahan bakar dari Israel] ini tidak cukup untuk mengoperasikan generator rumah sakit selama lebih dari tiga puluh menit," demikian pernyataan Hamas.

Pernyataan itu juga menambahkan bahwa Hamas tidak terkait dengan manajemen rumah sakit Al-Shifa.

"Dan (Hamas) juga bukan bagian dari struktur pengambilan keputusannya. (Rumah sakit) sepenuhnya tunduk pada otoritas kementerian kesehatan Palestina," tegas faksi itu.



(dna)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER