Pemimpin Hamas Haniyeh Ungkap 'Harga' Bebaskan Sandera Israel
Pemimpin politbiro Hamas Ismail Haniyeh mengungkapkan 'harga' yang harus dibayar Israel untuk membebaskan sandera.
Haniyeh mengatakan rakyat Palestina telah menggagalkan rencana Israel meski perang berlangsung selama lebih dari satu bulan, dan menewaskan banyak warga sipil.
Lihat Juga : |
"Rencana ini telah gagal, dan musuh belum mampu mencapai tujuannya atau mengembalikan tawanannya kecuali harga yang ditentukan oleh pihak perlawanan (Hamas)," katanya.
Dalam kesempatan itu, Haniyeh menegaskan Hamas punya kemampuan untuk bisa bertahan lebih lama menghadapi gempuran-gempuran Israel.
"Kalau musuh ingin pertempuran panjang, kapasitas kita lebih panjang lagi," kata Haniyeh, dikutip dari Al Jazeera, Jumat (17/11).
Haniyeh buka suara setelah rumahnya di Gaza dibom oleh jet tempur Israel pada Rabu (15/11) waktu setempat.
"Semalam, jet tempur [tentara Israel] menyerang kediaman Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh, yang digunakan sebagai infrastruktur teroris dan sering menjadi titik pertemuan para pemimpin senior Hamas untuk mengarahkan serangan teror terhadap warga sipil Israel," demikian pernyataan Israel, dikutip Al Arabiya.
"Selama pengambilalihan kamp Al-Shati, pasukan Israel menemukan dan menghancurkan gudang senjata angkatan laut Hamas yang berisi peralatan menyelam, alat peledak, dan senjata."
Namun, Haniyeh sudah tak menempati rumah tersebut. Pemimpin politik kelompok perlawanan Palestina itu sendiri dikabarkan berada di Qatar.
Haniyeh juga mengucapkan apresiasi dan rasa terima kasih kepada sejumlah pihak yang membantu Hamas melakukan perlawanan terhadap Israel.
(bac)