Mossad Israel Tangkap Imam Masjid Al Aqsa Gegara Tuduhan Menghasut

CNN Indonesia
Senin, 18 Des 2023 16:07 WIB
Badan Intelijen Israel dilaporkan menahan dan menginterogasi khatib Masjid Al Aqsa di Yerusalem Timur, Sheikh Ekrima Sabri, atas tuduhan penghasutan.
Badan Intelijen Israel dilaporkan menahan dan menginterogasi khatib Masjid Al Aqsa di Yerusalem Timur, Sheikh Ekrima Sabri, atas tuduhan penghasutan. (AFP/AHMAD GHARABLI)
Jakarta, CNN Indonesia --

Badan Intelijen Israel dilaporkan menahan dan menginterogasi khatib Masjid Al Aqsa di Yerusalem Timur, Sheikh Ekrima Sabri, atas tuduhan penghasutan pada Minggu (17/12).

Pengacara Sheikh Sabri, Hamza Qutina, mengatakan agen Mossad menggerebek rumah kliennya itu pada 4 Desember lalu menahan dan mencekalnya untuk bepergian.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sabri diperiksa atas tuduhan penghasutan di Pusat Penahanan Moscovia di Yerusalem," kata Qutina dalam pernyataan yang dikutip oleh kantor berita Palestina, Wafa.

Khatib yang berusia 84 tahun itu memang pernah beberapa kali ditahan oleh Israel dan dilarang memasuki Masjid Al Aqsa selama beberapa bulan.

Dikutip kantor berita Turki Anadolu, Sabri memang dikenal sebagai pengkritik keras pendudukan Israel di wilayah Palestina yang telah berlangsung selama beberapa dekade. Ia sebelumnya menjabat sebagai mufti Yerusalem dan wilayah Palestina pada 1994 hingga 2006.

Masjid Al Aqsa adalah situs tersuci ketiga di dunia bagi umat Islam. Masjid Al Aqsa juga merupakan kiblat pertama umat Muslim.

Sementara itu, orang-orang Yahudi menyebut kompleks Masjid Al Aqsa juga sebagai situs suci umat mereka yang kerap disebut "Tample Mount". Umat Yahudi mengklaim Tample Mount adalah situs dua kuil Yahudi di zaman kuno.

Israel sendiri telah menduduki Yerusalem Timur selama Perang Arab-Israel 1967. Tel Aviv pun mencaplok seluruh kota Yerusalem pada 1980, sebuah tindakan yang tidak pernah diakui oleh komunitas internasional.

Penahanan Sheikh Sabri ini berlangsung kala agresi Israel ke Palestina masih terjadi bahkan semakin membabi buta sejak 7 Oktober lalu. Lebih dari 18.800 warga Palestina tewas, mayoritas anak-anak dan perempuan, akibat bombardir Israel selama dua bulan lebih.

(rds)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER