Siapa Houthi, Milisi yang Digempur AS-Inggris Usai PBB Rilis Resolusi?

CNN Indonesia
Minggu, 14 Jan 2024 06:49 WIB
Milisi Houthi menjadi sorotan usai Amerika Serikat dan Inggris menggempur kelompok itu di Yaman pada Jumat (12/1) dini hari waktu setempat.
Mengenal milisi Houthi Yaman yang digempur AS-Inggris. (AP/Hani Mohammed)
Jakarta, CNN Indonesia --

Milisi Houthi menjadi sorotan usai Amerika Serikat dan Inggris menggempur kelompok itu di Yaman pada Jumat (12/1) dini hari waktu setempat.

Menanggapi serangan itu, pejabat senior Houthi Mohammed Al Bukhaiti mengatakan AS dan Inggris akan menyesal telah menyerang Yaman.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Serangan negara sekutu Israel itu muncul usai Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengeluarkan resolusi agar Houthi berhenti menyerang kapal komersial di Laut Merah.

Terlepas dari itu siapa Houthi, milisi yang memerintah Yaman?

Menurut laporan New York Times, Houthi merupakan kelompok pemberontak berhaluan Syiah yang didukung Iran.

Kelompok ini muncul di Yaman utara pada 1990-an. Mulanya, mereka terbentuk untuk membina Pemuda Zaydi, organisasi Syiah di kalangan muda.

Pemimpin Houthi saat itu Hussein Badr Al Din Al Houthi kemudian menawarkan pelayanan pendidikan, kesejahteraan sosial, dan persaudaraan.

Gerakan itu sempat mendapat dukungan penuh dari pemerintah Yaman. Namun, seiring berjalannya waktu banyak aksi protes yang dilakukan jaringan Houthi menentang Presiden Ali Abdullah Saleh.

Hubungan Houthi dan pemerintah mulai memanas usai Saleh mendukung program AS "Perang Melawan Teror" dan invasi Amerika ke Irak pada 2003.

Keputusan Presiden Yaman pada masa itu dianggap mencabut hak kaum Zaid dan mengancam tradisi Houthi.

Sejak saat itu, pemerintah menyatakan perang terhadap Houthi dengan berusaha memburu pemimpin kelompok ini.

Pemerintah Yaman akhirnya berhasil membunuh Hussein Al Houthi.

Kemudian pada 2010, konflik bersenjata di Yaman bergejolak lagi saat terjadi Gelombang Arab Spring. Protes ini bermula dari ketidakpuasan warga negara-negara Arab ke pemerintahan mereka.

Lalu pada 2014, Houthi memperbaiki hubungan dengan eks presiden Yaman Saleh. Mereka lantas bekerja sama.

Di tahun itu pula, Houthi tetap melancarkan serangan ke pemerintahan yang dipimpin Abdrabbuh.

Pada akhir 2014, Houthi mengkudeta pemerintahan Yaman dan menduduki ibu kota Sanaa. Aksi mereka dibantu Saleh dan orang-orangnya.

Kejadian ini menjadi awal mula perang sipil di Yaman. Imbas perang itu, lebih dari 370.000 jiwa tewas.

Hingga kini, Houthi masih menduduki Sanaa dan mengklaim sebagai pemerintah yang berkuasa di Yaman.

Mereka menguasai sebagian besar wilayah utara, sementara Aden dikuasai pemerintahan yang diakui secara internasional.

Yaman sempat dalam keadaan relatif tenang dalam setahun terakhir. Namun, serangan Houthi ke Israel meningkatkan risiko konflik, terutama bagi Arab Saudi.

Houthi mengklaim ikut menyerang Israel karena ingin membantu Hamas. Mereka juga menyerang kapal komersial, terutama yang berafiliasi dengan Israel, yang melintasi Laut Merah.

(isa/bac)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER