Milisi Yaman, Houthi, menyatakan akan tetap melanjutkan untuk menyerang kapal yang berafiliasi dengan Israel di Laut Merah.
Juru bicara Houthi Mohammed Abdulsalam menegaskan sikap kelompok itu setelah Amerika Serikat dan Inggris menggempur Yaman.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami menegaskan bahwa sama sekali tak ada pembenaran atas agresi terhadap Yaman ini, karena tidak ada ancaman terhadap navigasi internasional di Laut Merah dan Laut Arab," kata Abdulsalam pada Jumat (12/1), dikutip AFP.
Dia lalu berujar, "Sasaran tersebut telah dan akan terus berdampak ke kapal-kapal Israel atau kapal-kapal yang menuju ke pelabuhan-pelabuhan Palestina yang diduduki. "
Sebelumnya, AS dan Inggris menggempur Yaman pada Jumat dini hari waktu setempat. Gempuran ini terjadi usai Houthi menembakkan 21 rudal dan drone ke kapal perang AS di Laut Merah.
Serangan negara Barat mengenai beberapa situs penting seperti Pangkalan Udara Al Dailami di Ibu Kota Sanaa, sejumlah bandara, hingga markas militer di Saada.
Houthi kemudian membalas serangan itu dengan menggempur kapal AS dan Inggris di Laut Merah.
Wakil Menteri Luar Negeri Yaman versi Houthi, Hussein Al Ezzi, memperingatkan AS dan Inggris akan menghadapi ganjaran atas agresi mereka.
"Amerika dan Inggris harus bersiap membayar biaya yang mahal dan menanggung semua konsekuensi mengerikan ini," ucap Al Ezzi.
Sejumlah pihak menilai serangan AS dan Inggris menandai eskalasi baru perang Hamas vs Israel sejak 7 Oktober lalu.
Sejak agresi Israel ke Palestina, Houthi mengklaim turut membantu Hamas dengan menyerang Negeri Zionis itu.
(isa/bac)