AS Sebut Situasi Timur Tengah Lebih Ngeri dari Yom Kippur 1973

CNN Indonesia
Selasa, 30 Jan 2024 12:26 WIB
Menlu AS Antony Blinken mengatakan situasi di Timur Tengah saat ini lebih berbahaya dibandingkan pada 1973 silam ketika Perang Arab-Israel pecah. (Getty Images via AFP/Bryan Bedder)
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken mengatakan situasi di Timur Tengah saat ini lebih berbahaya dibandingkan pada 1973 silam ketika Perang Arab-Israel pecah.

"Kita belum pernah melihat suatu situasi yang berbahaya seperti yang kita hadapi sekarang di seluruh kawasan sejak setidaknya 1973," kata Blinken dalam konferensi pers bersama Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg di Washington, Senin (29/1).

Blinken merujuk pada perang Yom Kippur atau Perang Oktober yang terjadi kala Mesir dan Suriah meluncurkan serangan terhadap Israel. Kala itu, kedua negara hendak mengambil kembali wilayah yang direbut Israel dalam Perang Enam Hari 1967.

Pada 1967, Israel mencaplok Semenanjung Sinai dari Mesir dan Dataran Tinggi Golan dari Suriah. Pada saat yang sama, Negeri Zionis juga mencaplok sejumlah besar wilayah Palestina, termasuk Tepi Barat, Yerusalem Timur, dan Jalur Gaza.

Pada 1973, Mesir akhirnya berhasil merebut kembali Sinai, sementara Suriah gagal mendapatkan kembali Dataran Tinggi Golan.

Wilayah-wilayah Palestina juga hingga kini masih diduduki Israel, kecuali Gaza yang akhirnya dikuasai oleh kelompok Hamas Palestina pada 2007, dua tahun usai Israel menarik diri pada 2005.

Dikutip Al Jazeera, lebih lanjut, ucapan Blinken ini juga dilontarkan setelah pangkalan militer AS di Yordania diserang milisi Irak. Tiga prajurit Washington tewas dan lebih dari 30 lainnya luka-luka imbas serangan.

Presiden AS Joe Biden sampai bersumpah bakal melakukan serangan balasan terhadap pihak-pihak yang mengambil nyawa prajuritnya itu. Biden bahkan merancang dua skenario untuk membalas serangan yang dilakukan milisi bekingan Iran itu.

Pertama, menyerang personel Iran di Suriah atau Irak. Lalu kedua, menyerang aset angkatan laut Iran di Teluk Persia.

Meski Iran membantah terlibat, namun Biden percaya serangan tersebut tidak lepas dari campur tangan Teheran.

(blq/rds)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK