IPAC Sebut Eks Napi Teroris Dipekerjakan di Morowali, IMIP Bantah

CNN Indonesia
Senin, 12 Feb 2024 19:30 WIB
Lembaga riset IPAC menyebut eks napi teroris dipekerjakan di tambang Morowali IMIP, pihak perusahaan segera membantah.
Smelter di kawasan IMIP Morowali, Sulawesi Tengah. (CNN Indonesia/Anugerah Perkasa)
Jakarta, CNN Indonesia --

Lembaga riset Institut Analisa Kebijakan Konflik (Institute for Policy Analysis of Conflict/IPAC) merilis sebuah laporan yang menyebut puluhan mantan narapidana kasus terorisme dari Poso, Sulawesi Tengah, dipekerjakan di sebuah industri tambang Morowali.

Dalam laporan yang dirilis pada 31 Januari, IPAC menyebut Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), sebuah kawasan penghasil nikel utama di Sulteng menjadi daerah yang mempekerjakan mantan-mantan teroris.

Beberapa dari napi itu bahkan terhitung baru dibebaskan dari penjara.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Secara keseluruhan, sekitar 40 mantan narapidana mendapatkan pekerjaan di atau sekitar IMIP, atau dengan memberikan jasa kepada perusahaan pertambangan di wilayah Poso-Morowali," tulis laporan IPAC.

"Mereka utamanya tertarik untuk menghasilkan uang, bukan untuk menimbulkan masalah. Namun, ada dua bahaya [yang membayangi]," lanjut IPAC.

IPAC menjelaskan bahaya pertama yaitu konflik sosial di sekitar IMIP berpotensi meningkat, khususnya ketika identitas etnis lokal semakin menguat dan terjadi bentrok antara penduduk lokal dan pekerja migran yang masuk.

Jika terjadi bentrok, para mantan napi ini kemungkinan berada di bawah tekanan untuk memihak ke salah satu pihak. Pengalaman tempur mereka saat masih menjadi militan pun kemungkinan bisa semakin memicu pergolakan.

Bahaya kedua yaitu kemungkinan segelintir napi masih ingin menghidupkan kembali napas Mujahidin Indonesia Timur (MIT). Para napi bisa jadi melihat IMIP sebagai lahan subur untuk melakukan perekrutan.

"Pada Juni 2023, IMIP mempekerjakan sekitar 91.581 pekerja lokal dan 11.615 orang asing dari China. Mereka termasuk puluhan tahanan dan militan yang terlibat dalam aktivitas perekonomian di Morowali dan Morowali Utara. Mereka terbagi dalam tiga kategori, yakni pekerja smelter, penjaga keamanan tambang, dan pemasok minyak diesel," tulis IPAC.

Mantan-mantan narapidana ini pada dasarnya bisa bekerja di IMIP karena persyaratan masuknya tidak ketat. Banyak pekerja smelter yang diterima di IMIP padahal tidak memiliki pengalaman atau pengetahuan mengenai industri nikel.

IPAC menjelaskan bahwa kegiatan perekonomian di Morowali berdampak positif terhadap penghidupan bagi banyak mantan narapidana. Sebab mereka tidak lagi bergantung pada bantuan program deradikalisasi pemerintah guna memenuhi kebutuhan sehari-hari.

IPAC juga menjelaskan alasan mengapa mantan napi di wilayah Morowali rentan terhadap radikalisasi lagi yakni karena ketegangan yang disebabkan oleh permasalahan di IMIP. Masalah itu antara lain kemarahan masyarakat setempat, ketegangan antar penduduk lokal dan pekerja migran yang masuk, sengketa tanah, bisnis, dan lain-lain.

Pihak IMIP pun segera membantah laporan IPAC bahwa eks napi kasus terorisme dipekerjakan di tambang Morowali.

Direktur Corporate Communication IMIP Emilia Bassar mengatakan kepada CNNIndonesia.com pada Senin (12/2), tidak menemukan data nama karyawan yang dimaksudkan IPAC.

"Kami menjunjung tinggi asas non-dikriminatif pada penerimaan karyawan, termasuk tidak menelisik secara mendalam latar belakang agama/keyakinan yang membuat diskriminasi pada pekerja. Semoga membantu," ujar Emilia.

(blq/bac)


[Gambas:Video CNN]
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER