Cegah Eksodus Palestina, Mesir Bangun Tembok 'Misterius' Dekat Gaza

CNN Indonesia
Senin, 19 Feb 2024 07:42 WIB
Mesir diduga bangun tembok di perbatasan dekat Gaza demi cegah eksodus pengungsi Palestina. Foto: AFP/MOHAMMED ABED
Jakarta, CNN Indonesia --

Pemerintah Mesir disebut tengah membangun tembok "misterius" dan meratakan tanah di dekat perbatasan Jalur Gaza, jelang rencana serangan Israel di kota perbatasan Rafah.

Citra satelit yang diambil pekan lalu oleh Maxar Technologies, memperlihatkan adanya pembangunan tembok di sepanjang Jalan Sheikh Zuweid sekitar 3,5 kilometer sebelah barat perbatasan dengan Gaza.

Dilansir Associated Press, dalam citra satelit itu terlihat derek, truk, dan cetakan beton besar dipasang di sepanjang perbatasan tersebut.

Citra satelit ini juga sesuai dengan bangunan yang terekam dalam video yang dirilis Sinai Foundation for Human Rights pada 12 Februari lalu.

"Pembangunan tersebut dimaksudkan untuk menciptakan kawasan dengan keamanan tinggi dan terisolasi di dekat perbatasan dengan Gaza, sebagai persiapan untuk penerimaan pengungsi Palestina jika terjadi eksodus massal," ungkap Sinai Foundation, dikutip AP.

Di dekat perbatasan itu juga petugas konstruksi tampak meratakan dan membersihkan tanah, untuk tujuan yang belum diketahui.

The Wall Street Journal mengutip pejabat Mesir yang tak disebutkan namanya, mengakui ada pembangunan tembok seluas 20 kilometer persegi di wilayah tersebut yang dapat menampung lebih dari 100 ribu orang.

Sejauh ini Mesir belum secara resmi mengakui pembangunan tembok tersebut.

Namun Mesir telah berulang kali memperingatkan Israel, untuk tidak mengusir paksa lebih dari satu juta pengungsi Palestina di Rafah ke wilayahnya.

Langkah Mesir dilakukan usai seorang pejabat Israel menyebut kemungkinan untuk mengusir warga Palestina dari pengungsian di Rafah Gaza. Namun rencana ini ditentang kuat oleh sekutu utama Israel, Amerika Serikat.

Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant juga mengatakan tidak ada rencana mendorong warga Palestina ke Mesir.

"Israel tidak berniat mengevakuasi warga sipil Palestina ke Mesir. Kami menghormati dan menghargai perjanjian perdamaian kami dengan Mesir, yang merupakan landasan stabilitas di kawasan," ungkap Gallant.

Hingga kini serangan Israel masih terus berlanjut di Gaza. Terbaru, pasukan Zionis menyerang Rumah Sakit Nasser yang menampung korban luka dan ribuan pengungsi Palestina.

Jumlah korban tewas di Gaza juga terus bertambah nyaris 29 ribu orang hingga kini. Dari korban tewas tersebut, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak.



(dna)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK