PBB Nilai Israel Sistematis Blokir Akses Bantuan ke Gaza

CNN Indonesia
Rabu, 28 Feb 2024 04:30 WIB
PBB menilai Israel secara sistematis memblokir bantuan untuk Gaza, baik yang akan masuk dan juga akses kesehatan bagi warga di dalamnya.
Ilustrasi konvoi bantuan ke Gaza. PBB menilai Israel secara sistematis memblokir bantuan untuk Gaza, baik yang akan masuk dan juga akses kesehatan bagi warga di dalamnya. (AFP/Mohammed Abed)
Jakarta, CNN Indonesia --

PBB menyebut pasukan Israel secara sistematis memblokir akses terhadap warga di Gaza. Pemblokiran itu mempersulit penyaluran bantuan di sana yang kini menjadi zona perang tanpa hukum.

Jens Laerke selaku juru bicara OCHA, badan kemanusiaan PBB, mengatakan hampir mustahil saat ini untuk mengevakuasi orang-orang yang sakit atau terluka di Gaza, begitu pula untuk memberikan bantuan ke sana terlebih di kawasan selatan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

AFP pada Selasa (27/2) memberitakan semua rencana pengiriman bantuan ke wilayah utara juga telah ditolak otoritas Israel beberapa pekan terakhir. Berdasarkan WHO, bantuan yang terakhir kali diizinkan masuk pada 23 Januari.

Konvoi bantuan yang telah dipastikan klir oleh Israel juga diblokir. Hal itu merujuk pada kejadian saat hendak evakuasi 24 pasien Rumah Sakit Al Amal oleh WHO bersama Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) beberapa waktu lalu.

Perjalanan tim tersebut diblokir tujuh jam dan paramedis ditahan Israel. Laerke mengatakan pasien dan staf dipaksa keluar ambulans. Seragam tim paramedis juga disebut dilucuti militer Israel.

[Gambas:Video CNN]



"Meskipun seluruh anggota staf dan kendaraan telah berkoordinasi dengan pihak Israel, pasukan Israel memblokir konvoi yang dipimpin WHO berjam-jam saat meninggalkan rumah sakit," kata Laerke kepada wartawan di Jenewa.

"Tiga paramedis PRCS kemudian ditahan, meskipun data pribadi mereka telah dibagikan kepada pasukan Israel sebelumnya," kata Laerke dan mengatakan baru satu orang dibebaskan.

PRCS kemudian mengatakan menghentikan operasi di Gaza selama 48 jam karena Israel gagal menjamin keselamatan tim medis daruratnya.

Laerke mengatakan PBB akan terus mengingatkan pasukan Israel bahwa mereka mempunyai kewajiban, setidaknya, untuk memfasilitasi "perjalanan yang aman, lancar dan cepat" ketika diperingatkan untuk misi bantuan.

Keberingasan agresi militer Israel ke Palestina meningkat terjadi sejak 7 Oktober 2023 setelah 1.160 warga mereka meninggal dunia akibat serangan Hamas.

Israel pun membalas serangan itu hingga kini dan telah menewaskan sedikitnya 29.878 orang di Gaza dengan sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak. Kondisi warga di sana pun memprihatinkan karena pemblokiran jalur itu.

Laerke mengatakan truk bantuan PBB, yang berjalan tanpa penjaga bersenjata, sering kali dihentikan begitu mereka menyeberang ke Gaza oleh kerumunan orang yang sangat membutuhkan makanan dan bantuan lainnya.

"Orang-orang yang putus asa mengambil apa yang mereka bisa," katanya.

Namun geng-geng juga tampaknya mengambil bantuan yang kemudian muncul di pasar gelap, tambahnya, memperingatkan akan "semakin rusaknya ketertiban sipil di Gaza".

(afp/chri)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER