Jet Militer Myanmar Jatuh, Kecelakaan Pesawat Ketiga dalam 4 Bulan

CNN Indonesia
Jumat, 01 Mar 2024 00:35 WIB
Ilustrasi jet Myanmar. Jet militer Myanmar jatuh pada Kamis (29/2). Insiden itu jadi kecelakaan pesawat ketiga di sana dalam empat bulan terakhir. (AFP/STR)
Jakarta, CNN Indonesia --

Jet militer Myanmar jatuh pada Kamis (29/2). Berdasarkan pengumuman awal Junta, kejadian itu disebut akibat kegagalan teknis. Insiden itu menandakan pesawat ketiga yang dilaporkan jatuh dalam empat bulan terakhir.

Pesawat itu jatuh di dekat kota Magway di Myanmar tengah pada siang hari tak lama setelah melaporkan "kerusakan mesin." Pilot jet juga dikatakan berhasil menyelamatkan diri dan diselamatkan.

Pernyataan tersebut tidak memberikan rincian mengenai model pesawat tersebut namun sumber militer, seperti yang diberitakan AFP, mengungkapkan jet yang jatuh adalah MIG-29 buatan Rusia.

Myanmar dalam kekacauan sejak penggulingan pemerintahan Aung San Suu Kyi oleh militer pada 2021 yang memicu protes dan konflik besar-besaran di sebagian besar negara.

Junta sedang berjuang menghancurkan perlawanan terhadap pemerintahannya yang dilakukan kelompok pemberontak etnis yang sudah lama ada dan Pasukan Pertahanan Rakyat pro-demokrasi yang lebih baru.



Dalam beberapa pekan terakhir pasukannya telah kehilangan sebagian besar wilayah di dekat perbatasan utara Tiongkok dan kendali atas beberapa rute perdagangan yang menguntungkan.

Armada udara junta buatan Rusia dan Tiongkok semakin banyak diminta untuk membantu pasukan yang berperang di darat, kata para analis.

Pada Januari 2024, sebuah pesawat angkut melewati landasan pacu saat mendarat di negara tetangga India itu untuk mengumpulkan tentara yang melarikan diri dari pemberontak bersenjata yang melawan militer.

Beberapa anggota kru terluka akibat insiden itu.

Pada November 2023, sebuah jet tempur ringan yang membawa dua pilot jatuh di bagian timur negara itu, dan pejuang anti-kudeta mengklaim bahwa mereka lah yang menembak jatuh pesawat tersebut.

Amnesty International mengatakan militer kemungkinan menggunakan serangan udara sebagai "hukuman kolektif" terhadap warga sipil yang mendukung pejuang anti-kudeta.

(afp/chri)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK