Arab Saudi disebut berupaya mengubah citra negara Islam konservatif ketat dari ajaran wahabi, menjadi negara yang lebih moderat di masa kekuasaan Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud.
Sementara itu hampir lima bulan genosida Israel di Gaza, jumlah warga sipil yang tewas mencapai lebih dari 30 ribu orang.
Berikut Kilas Internasional, Kamis (1/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Arab Saudi yang selama ini menganut hukum Islam konservatif ketat sebagai cerminan dari ajaran wahabi, kini mulai bergeser lebih moderat.
Upaya perubahan ideologi pun makin terlihat ketika anak kesayangan Raja Salman, Pangeran Mohammed bin Salman (MbS) diangkat menjadi Putra Mahkota pada 2017. Gelar itu menjadikan MbS pemimpin de facto Saudi.
Sejak MbS menjabat sebagai putra mahkota, Saudi telah mencabut sejumlah aturan yang lebih moderat, terutama dalam mengatur hak serta kewajiban kaum perempuan.
MbS juga menghapus sejumlah larangan dengan mulai mengizinkan bioskop beroperasi, mengizinkan perempuan bepergian tanpa wali, hingga menjual alkohol dalam aturan tertentu.
Pakar studi Asia dari lembaga think tank di Amerika Serikat Wilson Center, Lucas Myers, memprediksi posisi Indonesia dalam geopolitik global di bawah Prabowo Subianto jika menjadi presiden.
Myers memandang Indonesia bakal menjadi medan tarung pengaruh Amerika Serikat dan China. Ia menuliskan pandangannya dalam artikel berjudul "Indonesia's 2024 Election and Its Implications for US Foreign Policy" pada pertengahan Februari lalu.
Dia menyebut kontur kebijakan luar negeri Indonesia dalam kaitannya dengan AS dan China kemungkinan besar tak akan banyak berubah di bawah kepemimpinan presiden mendatang.
Jumlah korban tewas imbas agresi brutal Israel ke Jalur Gaza Palestina sejak 7 Oktober lalu telah mencapai lebih dari 39 ribu jiwa per Kamis (29/2).
Juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza, Ashraf Al Qudra, menuturkan sebanyak 30.035 warga Palestina tewas dan 70.457 lainnya terluka di hari ke-146 agresi Israel berlangsung. Qudra menuturkan mayoritas korban tewas merupakan anak-anak dan perempuan.
Ia menuturkan dalam dua hari terakhir saja, gempuran Israel ke Jalur Gaza telah menewaskan 81 orang dan melukai 132 orang lainnya.