Australia Lanjutkan Pendanaan untuk Badan Pengungsi Palestina UNRWA

CNN Indonesia
Jumat, 15 Mar 2024 14:16 WIB
Pemerintah Australia memutuskan untuk melanjutkan pendanaan bagi Badan PBB untuk Pengungsi Palestina UNRWA.
Pemerintah Australia memutuskan untuk melanjutkan pemberian bantuan dana untuk Badan Pengungsi Palestina UNRWA. Foto: AFP/SAID KHATIB
Jakarta, CNN Indonesia --

Pemerintah Australia memutuskan melanjutkan bantuan pendanaan bagi Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), usai adanya tuduhan bahwa beberapa staf UNRWA terkait dengan serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober lalu.

Badan PBB untuk pengungsi Palestina UNRWA menjadi pusat kontroversi pada Januari lalu, usai Israel menuduh 12 stafnya terkait dengan kelompok Hamas.

Akibatnya sekitar 15 negara termasuk Amerika Serikat, Kanada, Australia dan Jepang menarik dukungan dari UNRWA awal tahun ini, hingga memangkas dana bantuan sekitar US$450 juta (setara Rp7 triliun).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sifat tuduhan ini memerlukan tanggapan yang segera dan tepat. Saran terbaik yang ada saat ini dari berbagai lembaga dan pengacara pemerintah Australia, bahwa UNRWA bukan lah organisasi teroris," kata Menteri Luar Negeri Australia, Penny Wong.

"Setelah dipertimbangkan oleh komite keamanan nasional pekan ini, Australia tidak menghentikan kontribusi kami kepada UNRWA," lanjut Wong, dilansir AFP.

Wong mengatakan Australia akan melanjutkan kontribusinya yang terhenti sebesar US$4 juta (setara Rp62,4 miliar), setelah lembaga bantuan tersebut setuju untuk memberikan perlindungan tambahan.

"Saya tahu ada orang-orang yang kelaparan di Gaza. Saya tahu bahwa UNRWA sangat penting dalam memberikan bantuan ini kepada orang-orang yang berada di ambang krisis," ungkap Wong.

Pada akhir Januari lalu, sejumlah negara menangguhkan hingga menyetop bantuan dana kepada UNRWA, usai sejumlah staf dituduh terlibat dalam serangan Hamas.

Salah seorang pejabat Israel mengatakan Tel Aviv membagikan informasi kepada UNRWA dan Amerika Serikat, mengenai 12 staf PBB yang diduga dalam serangan 7 Oktober lalu.

Komisaris Jenderal UNRWA, Philippe Lazzarini, telah memecat 9 dari 12 staf tersebut. Dia juga membuka penyelidikan dan berjanji bahwa para staf yang terbukti terlibat akan dimintai pertanggungjawaban, termasuk lewat tuntutan pidana.

Ada pun sejumlah negara yang memutus bantuan ke UNRWA akibat tuduhan itu di antaranya Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Jerman, hingga Prancis.



(dna)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER