KILAS INTERNASIONAL

10 WNI Diduga Ikut Perang di Ukraina sampai Israel Usir Warga di Rafah

CNN Indonesia
Senin, 18 Mar 2024 06:45 WIB
Klaim Rusia soal 10 WNI menjadi tentara bayaran Ukraina sampai Israel mengusir warga Jalur Gaza di Rafah sebelum membombardir kota jadi sorotan berita global.
Rusia mengklaim 10 WNI menjadi tentara bayaran di Ukraina dan empat orang dikabarkan tewas saat berperang. (AFP/ANATOLII STEPANOV)
Daftar Isi
Jakarta, CNN Indonesia --

Klaim Rusia soal 10 warga Indonesia (WNI) menjadi tentara bayaran Ukraina sampai Israel mengusir warga Palestina di Rafah Jalur Gaza sebelum membombardir kota itu menjadi perhatian berita global selama akhir pekan.

Berikut kilas berita internasional:

Kemlu RI Buka Suara soal Dugaan 10 WNI Jadi Tentara Bayaran Ukraina

Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI menyebut Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kyiv dan KBRI Moskow tak pernah mendapat informasi mengenai warga negara Indonesia (WNI) jadi tentara bayaran di Ukraina.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Direktur Perlindungan WNI Kemlu RI Judha Nugraha mengatakan Kemlu beserta KBRI Kyiv dan KBRI Moskow telah memonitor rilis Kementerian Pertahanan Rusia yang menyebut ada 10 WNI yang menjadi tentara bayaran, empat di antaranya meninggal dunia.

"Hingga saat ini KBRI Kyiv dan KBRI Moskow tidak pernah menerima informasi mengenai aktivitas WNI sebagai tentara bayaran," ujar Judha, dikutip dari detik, Minggu (17/3).



Media Korut Beri Isyarat Putri Kim Jong Un Jadi Penerus, Apa Itu?

Media pemerintah Korea Utara memberi sejumlah petunjuk yang semakin menguatkan prediksi bahwa putri Pemimpin tertinggi Kim Jong Un bakal menjadi penerus rezim sang ayah.

Kantor berita Korut, KCNA, versi bahasa Inggris dan Korea merilis sejumlah foto Kim Jong Un dan putrinya, Kim Ju Ae, yang berkunjung ke rumah kaca di Pyongyang pada Sabtu (16/3).

Dalam artikelnya, KCNA menilai Kim Ju Ae sebagai "orang hebat yang memberikan bimbingan" atau "hyangdo" yang berarti panduan dalam bahasa Korea.


Netanyahu 'Usir' Warga Sipil Pergi Sebelum Israel Bombardir Rafah

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mempersilakan warga sipil meninggalkan Rafah, daerah selatan jalur Gaza, sebelum militer membombardir lokasi tersebut. Netanyahu menegaskan pihaknya bakal tetap menyerang wilayah itu untuk mengejar kelompok militan Hamas.

Sebelumnya, sejumlah pihak dari kalangan internasional khawatir atas nasib sekitar 1,5 juta orang yang mengungsi ke Rafah, sebagian besar dari mereka mengungsi dari perang Gaza.

"Tujuan kami untuk menghabisi batalion teroris yang tersisa di Rafah sejalan dengan memungkinkan penduduk sipil meninggalkan Rafah. Ini bukanlah sesuatu yang akan kami lakukan dengan tetap mengunci penduduk di tempat," ujar Netanyahu, mengutip AFP, Minggu (17/3).

(rds)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER