Rusia Tangkap Tiga Orang Hendak Ledakan Bom

CNN Indonesia
Sabtu, 30 Mar 2024 05:15 WIB
Otoritas Rusia menangkap tiga orang yang merencanakan serangan di selatan negara itu, Jumat (29/3), seminggu setelah serangan di gedung konser Moskow yang menewaskan sedikitnya 144 orang. Ilustrasi (REUTERS/RUSSIAN INVESTIGATIVE COMMITTEE)
Jakarta, CNN Indonesia --

Otoritas Rusia menangkap tiga orang yang merencanakan serangan di selatan negara itu, Jumat (29/3), seminggu setelah serangan di gedung konser Moskow yang menewaskan sedikitnya 144 orang.

Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB) mengatakan pihaknya telah "mengakhiri aktivitas teroris yang dilakukan tiga warga negara dari sebuah negara Asia Tengah."

"Ketiga tersangka berencana melakukan aksi teroris dengan meledakkan sebuah perangkat di tempat umum di wilayah Stavropol," demikian kantor berita Rusia melaporkan, dikutip dari AFP.

Televisi Rusia menayangkan gambar beberapa pria yang dijepit ke tanah oleh agen FSB.

Kantor berita RIA Novosti menyebutkan bahan-bahan untuk alat peledak improvisasi (IED) dan bahan kimia telah ditemukan di rumah salah satu tersangka.

Wilayah Stavropol terletak di wilayah Kaukasus Utara di Rusia selatan, berbatasan dengan Dagestan dan Chechnya.

Pengumuman tersebut disampaikan seminggu setelah pembantaian di gedung konser Crocus City di pinggiran kota Moskow, yang menewaskan sedikitnya 144 orang.

Kremlin menyebut "kelompok Islam radikal" yang melakukan pembantaian tersebut, menangkap 12 orang termasuk empat tersangka penyerang dari Tajikistan.

Pengadilan Rusia memerintahkan penahanan pra-sidang terhadap tersangka lain dalam serangan mematikan tersebut. Sembilan dari 12 orang telah dikirim ke tahanan pra-persidangan, namun belum ada informasi terkini mengenai tiga orang lainnya.

Kelompok Negara Islam (ISIS) telah berulang kali mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut, yang merupakan serangan paling mematikan di Eropa.

Namun Presiden Rusia Vladimir Putin menuduh adanya hubungan antara Ukraina dan Barat.

Komite Investigasi Rusia mengatakan mereka memiliki bukti bahwa "nasionalis Ukraina" berada di balik serangan itu dan telah mendanai orang-orang bersenjata dengan pembayaran mata uang kripto dari Ukraina.

(afp/fra)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK