Saudi-Kuwait Emoh Fasilitasi Serangan Balasan AS ke Iran

CNN Indonesia
Senin, 15 Apr 2024 10:30 WIB
Arab Saudi, UEA, Oman, dan Kuwait ogah pangkalan milier AS di kawasan mereka digunakan untuk menyerang Iran yang tengah membalas Israel.
llustrasi. Arab Saudi, UEA, Oman, dan Kuwait ogah pangkalan milier AS di kawasan mereka digunakan untuk menyerang Iran yang tengah membalas Israel. (AP/Seaman Tajh Payne)
Jakarta, CNN Indonesia --

Arab Saudi, Uni Emirate Arab (UEA), Oman dan Kuwait tidak mau Amerika Serikat (AS) menggunakan pangkalan militernya yang berada di wilayah mereka untuk melakukan serangan balasan ke Iran.

Middle East Eye (MEE) pada Jumat (12/4) memberitakan sekutu-sekutu AS di Teluk bekerja keras menutup jalur-jalur yang menghubungkan mereka dengan pembalasan negara Paman Sam ke Iran.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal itu, kata sumber, juga dilakukan demi menutup jalur dari pangkalan-pangkalan AS di dalam kawasan mereka di tengah meningkatnya ketegangan imbas  serangan balasan Iran ke Israel. 

Arab Saudi, UEA, Oman dan Kuwait telah mengajukan pertanyaan tentang rincian perjanjian pangkalan yang mengizinkan puluhan ribu tentara AS ditempatkan di semenanjung yang kaya minyak tersebut.

Saudi cs juga melakukan antisipasi supaya pesawat tempur AS tidak terbang di atas wilayah udara mereka jika tetap ngotot melakukan serangan balasan terhadap Iran.

[Gambas:Video CNN]



AS memang telah menghabiskan waktu puluhan tahun berinvestasi di pangkalan militer di negara-negara Timur Tengah.

Seorang pejabat dan mantan pejabat AS menjelaskan pangkalan udara di negara-negara Timur Tengah menjadi landasan peluncuran paling nyaman bagi AS untuk melawan Iran karena jaraknya dekat dengan negara tersebut.

Ketidakmauan negara-negara Timur Tengah ini telah mempersulit persiapan AS ketika sedang berperang dalam menanggapi potensi serangan Iran terhadap Israel.

Pasalnya, pejabat dan mantan pejabat AS meyakini serangan segera terjadi.

"Ini kacau," kata seorang pejabat senior AS kepada Middle East Eye.

AS memiliki kurang lebih 40.000 tentara di Timur Tengah. Mayoritas berada di negara-negara Teluk yang kaya minyak, dan berpangkalan di serangkaian pangkalan udara dan angkatan laut yang strategis.

Sebelum serangan Iran ke Israel, Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz sempat menyerukan negara-negara dunia ikut mendesak Israel untuk menghentikan aksi brutal terhadap warga Palestina di Jalur Gaza.



Pernyataan Raja Salman muncul dalam pidato yang dibacakan Menteri Media Saudi Salman Al Dosari menjelang Ramadan, Minggu (10/3).

Tak hanya Saudi, Kuwait, Qatar dan Uni Emirat Arab (UEA) juga sempat mengutuk rencana tentara Israel untuk menyerang Rafah, yang berada di selatan Jalur Gaza pada Sabtu (10/2) lalu.

(yla/chri)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER