Indonesia dan China satu suara dalam menanggapi situasi di Timur Tengah yang sedang memanas, imbas serangan Iran ke Israel pada akhir pekan lalu.
Iran menggempur Israel usai pasukan Zionis menyerang fasilitas diplomatik mereka di Damaskus, Suriah, pada awal April.
Sikap kedua negara itu terungkap saat Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi bertemu Menlu China Wang Yi di Gedung Kemlu, Jakarta, Kamis (18/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kunjungan Menteri Luar Negeri RRT [Republik Rakyat Tiongkok/China] dilakukan di tengah kita semuanya memiliki kekhawatiran akan situasi yang berkembang di Timur Tengah," kata Retno saat konferensi pers usai bertemu Wang Yi.
Dia lalu berujar, "Kita memiliki pandangan yang sama mengenai pentingnya semua pihak menahan diri dan pentingnya untuk melakukan deeskalasi."
Retno juga membeberkan Indonesia telah melakukan upaya diplomatik gar deeskalasi terwujud.
Menlu RI itu telah menghubungi berbagai Menlu untuk menyampaikan kekhawatiran dia soal Timur Tengah.
Retno telah menghubungi Menlu Iran Hossein Amir Abdollahian via telepon. Dia menyampaikan kekhawatiran situasi di Timur Tengah dan meminta semua pihak menahan diri.
Dia juga telah berkoordinasi dengan Yordania, Mesir, Uni Emirat Arab (UEA), Turki, Jerman, hingga Belanda usai serangan Iran ke Israel.
Di kesempatan ini, Retno juga meminta China untuk menggunakan pengaruh guna mencegah konflik meluas di Timur Tengah.
Retno menilai instabilitas di Timur Tengah berakar dari isu Palestina. Keseimbangan di kawasan ini baru akan tercapai jika konflik Palestina terselesaikan.
Palestina menjadi sorotan dunia karena digempur habis-habisan pasukan Israel sejak Oktober 2023. Agresi pasukan Zionis menyebabkan lebih dari 34.000 orang meninggal.
Indonesia dan China, kata Retno, mendesak gencatan senjata segara di Gaza dan penyelesaian konflik Israel-Palestina melalui solusi dua negara.
Wang Yi dalam konferensi pers tersebut mengatakan resolusi Dewan Keamanan PBB soal gencatan senjata Gaza harus segera diimplementasikan.
"Gencatan senjata tanpa syarat dan tahan lama perlu segera dilaksanakan dan perlu diambil tindakan substantif untuk melindungi warga sipil," ujar Wang Yi.