Pemimpin junta Guinea, calon lawan timnas Indonesia di playoff Olimpiade 2024, Mamadi Doumbouya, pernah melontarkan kritik tajam Amerika Serikat dan sekutunya terkait demokrasi.
Kritik itu muncul saat Doumbouya menghadiri Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (SMU PBB) pada September 2023.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Doumbouya mengambil alih kekuasaan melalui kudeta pada 2021. Tindakan ini dikecam keras negara Barat. Dia lantas mengatakan respons Barat rasis dan merendahkan.
"Afrika menderita karena model pemerintahan yang diterapkan terhadap mereka, sebuah model yang baik dan efektif bagi negara-negara Barat," ujar dia dalam pertemuan di PBB, dikutip Reuters.
Lebih lanjut, Doumbouya menjelaskan bahwa Afrika sulit beradaptasi dengan pemerintahan gaya Barat dari sisi adat-istiadat hingga lingkungan.
Masyarakat Afrika, kata dia, sudah cukup dewasa untuk merancang model pemerintahan mereka sendiri.
"Sudah saatnya berhenti menguliahi kami dan berhenti memperlakukan kami dengan sikap merendahkan seperti anak-anak," kata Doumbouya.
Doumbouya juga mengatakan bahwa negara-negara Afrika ditempatkan secara tak adil dan dipaksa memihak dalam pertarungan ideologi di era Perang Dingin, yang tidak relevan dengan hubungan mereka saat ini.
Masyarakat Afrika tidak pro atau anti Amerika, China, Perancis, Rusia atau Turki.
Menempatkan negara di Afrika dengan pengaruh kekuatan dari pihak tertentu bagi Doumbouya adalah penghinaan.
"Itu adalah penghinaan dan rasisme terhadap benua yang berpenduduk lebih dari 1,3 miliar orang," ujar dia.
Lihat Juga :![]() KILAS INTERNASIONAL Israel Serbu Rafah sampai Hamas Minta JK Bantu Mediasi dengan Israel |
Doumbouya mengambil alih kekuasaan dengan menggulingkan Presiden Guinea saat itu Alpha Conde pada 2021.
Guinea belakangan ini menjadi perbincangan karena tim nasional mereka akan bertanding melawan Indonesia besok. Pertandingan itu memperebutkan tiket masuk ke Olimpiade Paris 2024.
(isa/bac)