Rapat Parlemen Taiwan Ricuh, Dokumen Kebijakan Dibawa Kabur Legislator

CNN Indonesia
Sabtu, 18 Mei 2024 09:40 WIB
Pertikaian terjadi di ruang rapat parlemen Taiwan hingga ada yang masuk rumah sakit dan dokumen kebijakan dibawa kabur legislator.
Pertikaian terjadi di ruang rapat parlemen Taiwan hingga ada yang masuk rumah sakit dan dokumen kebijakan dibawa kabur legislator. (REUTERS/Ann Wang)
Jakarta, CNN Indonesia --

Anggota parlemen Taiwan saling dorong, tekel, dan pukul di ruang rapat pada Jumat (17/5) saat pembahasan sengit mengenai reformasi di majelis tersebut. Pertikaian terjadi beberapa hari sebelum presiden terpilih Lai Ching-te dilantik.

Partai Progresif Demokrat (DPP) kehilangan mayoritas di parlemen meski Lai Ching-te menjadi pemenang Pemilu pada Januari lalu dan akan dilantik pada Senin (20/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Suasana rapat tampak begitu kacau, para anggota parlemen menyerbu kursi pembicara, beberapa melompati meja dan menarik rekan-rekannya ke lantai.

Situasi sempat tenang pada siang hari, tapi perkelahian menjadi lebih sengit sore hari. Salah satu anggota parlemen bahkan tampak memanjat meja pimpinan dan berusaha mengambil dokumen yang diduga draf kebijakan baru.

Anggota Partai Progresif Demokrasi (DPP) Kuo Kuo-wen merebut dokumen dari tangan legislator Kuomintang (KMT) serta sekretaris jenderal legislatif Yuan Chester Chou, dan langsung ngibrit keluar ruang rapat.

Sementara itu, ada pula anggota dari DPP yakni Puma Shen yang berujung masuk rumah sakit karena memaksa masuk ruang rapat dengan cara memanjat dan menerobos kerumunan, tapi berakhir jatuh dan alami cedera kepala.

[Gambas:Video CNN]





Semua bermula dari pihak oposisi yang ingin memberikan wewenang pengawasan lebih besar kepada dewan atas pemerintah. Hal itu dikarenakan tak ada mayoritas suara yang dimiliki partai mana pun di parlemen.

Wewenang itu termasuk kriminalisasi pejabat yang dianggap membuat pernyataan palsu di parlemen, sebagai salah satu usulan yang kontroversial.

KMT selaku partai oposisi utama memang mempunyai lebih banyak kursi dibandingkan DPP, tapi mereka tidak cukup untuk membentuk mayoritas. Sehingga, mereka bekerja sama dengan Partai Rakyat Taiwan (TPP) untuk mendorong usulan.

DPP menilai KMT dan TPP tidak pantas mencoba memaksakan usulan tersebut tanpa melalui proses musyawarah adat, yang mereka sebut sebagai "penyalahgunaan kekuasaan yang tidak konstitusional."

Kekacauan dalam rapat Jumat (17/5) bukan hal baru di Taiwan. Kejadian serupa kerap terjadi di kawasan yang menjunjung demokrasi itu saat sedang rapat parlemen.

Pada 2020, anggota parlemen KMT melemparkan isi perut babi ke dalam majelis dalam perselisihan mengenai pelonggaran impor daging babi AS.

Bentrokan terbaru diperkirakan meningkatkan prospek kekacauan yang lebih besar - dan konflik parlemen - di masa depan bagi pemerintahan baru Lai setelah ia menjabat.



(reuters/chri)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER