Israel melancarkan serangan udara brutal ke kamp tenda di Rafah, Gaza, Palestina, yang menewaskan 45 orang, pada Minggu (26/5) malam waktu setempat. Korban tewas serangan Israel di Rafah dilaporkan kebanyakan perempuan, anak-anak, dan orang lanjut usia.
Israel terus melakukan serangan meskipun ada keputusan dari pengadilan tinggi PBB pada Jumat (26/5) yang memerintahkan mereka untuk menghentikan agresi di Rafah.
Tindakan Negeri Zionis di Rafah itu memicu protes dari para pemimpin dunia, khususnya Eropa, yang mendesak penerapan perintah Pengadilan Dunia untuk menghentikan serangan tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan kemarahannya dan mendesak operasi Israel dihentikan. "Operasi ini harus dihentikan. Tidak ada wilayah aman di Rafah bagi warga sipil Palestina," kata Macron di akun platform X (dulu Twitter) pribadinya.
Kecaman juga datang dari Jerman melalui Menteri Luar Negerinya, Annalena Baerbock. "Hukum kemanusiaan internasional berlaku untuk semua orang, juga untuk perilaku perang Israel," kata Baerbock, seperti dilansir Reuters.
Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell juga menanggapi agresi Israel di Rafah dengan menyebut bahwa keputusan Mahkamah Internasional harus dihormati.
Pada Senin (27/5), Menteri Luar Negeri Spanyol Jose Manuel Albares menyatakan bahwa serangan udara Israel terhadap kamp pengungsi di Rafah, Gaza, Palestina, tidak dapat diterima.
"Serangan Israel terhadap kamp pengungsi di Rafah, yang menyebabkan puluhan warga Palestina menjadi korban, termasuk anak-anak, tidak dapat diterima," kata Menteri Luar Negeri Spanyol Jose Manuel Albares di platform X.
Dia juga menyerukan untuk menghindari lebih banyak kematian dan penderitaan. "Kami menuntut gencatan senjata segera dan penghormatan terhadap legalitas internasional oleh semua pihak," ujar Albares, seperti dilansir Anadolu.
Wakil Perdana Menteri Belgia Petra De Sutter pada Senin mengatakan bahwa dia "ngeri" dengan serangan udara Israel terhadap kamp pengungsi di Rafah.
"(Saya) Ngeri dengan serangan serangan udara terhadap kamp tenda pengungsi #UNRWA di Rafah," tulis De Sutter di platform X.
Menyoroti pembunuhan tanpa pandang bulu terhadap warga sipil, termasuk anak-anak, melanggar hukum internasional" dan sangat melanggar perintah Mahkamah Internasional (ICJ) untuk menghentikan serangan Rafah, dia menyebut, "Kita harus menyelesaikan kejahatan perang ini sepenuhnya. Hentikan."
(wiw)