Lembaga keamanan intelijen dalam negeri Israel, Shin Bet, menolak memperketat pengawasan terhadap gerakan protes anti Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Penolakan itu disampaikan oleh direktur Shin Bet Ronen Bar sendiri. Bar mengatakan bahwa lembaganya "tidak akan menjadi polisi rahasia" untuk pemerintah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, dikutip Al Jazeera, Netanyahu beserta Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir disebut berharap kepada Shin Bet untuk memperketat pengawasan terhadap protes yang terjadi.
"Mereka ingin mengubahnya menjadi polisi yang berpikir," ungkap pejabat politik yang tak disebut namanya.
Shin Bet merupakan organisasi keamanan yang disebut paling kuat di dunia. Mereka memiliki hubungan kuat dengan kelompok paramiliter Zionis.
Lembaga intelijen keamanan tersebut juga mendapatkan reputasi dari tingkah lakunya selama agresi terjadi. Seperti penyiksaan hingga pembunuhan terhadap tahanan Palestina.
Namun, salah seorang panglima Shin Bet, Herzi Halevi pernah terlibat cekcok dengan pemerintahan kabinet Netanyahu soal siapa yang akan memerintah Jalur Gaza Palestina usai agresi berakhir.
Keributan tersebut membawa kabinet perang dan pemerintahan Netanyahu semakin runyam menghadapi masalah konflik yang tengah terjadi.
Halevi juga mengutarakan kekecewaannya terhadap pemerintah Israel yang tak mampu mengembangkan strategi guna mengatur kawasan Jalur Gaza, seperti dilansir dari Anadolu Agency, Minggu (12/5).
Kendati demikian, Shin Bet memilih untuk menjadi lembaga keamanan independen di negaranya. Sejauh ini, lembaga intelijen itu sudah melakukan berbagai pemeriksaan terhadap berbagai orang penting yang terlibat dalam konflik Israel-Palestina.
Namun, permintaan yang ditolak secara jelas-jelas itu menjadi bentuk klaim independen Shin Bet yang tak mau ikut campur dalam masalah dalam negeri.
(val/rds)