Biden Restui Ukraina Pakai Senjata Buatan AS Serang Rusia

CNN Indonesia
Jumat, 31 Mei 2024 18:27 WIB
Joe Biden setujui Ukraina pakai senjata buatan AS dalam perang lawan invasi Rusia.
Biden beri lampu hijau Ukraina bisa pakai senjata buatan AS buat serang Rusia. Foto: AFP/DIMITAR DILKOFF
Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Joe Biden merestui Ukraina untuk menggunakan senjata buatan Amerika Serikat untuk menyerang Rusia. 

Hal tersebut diungkap oleh Biden usai menilai keadaan mendesak dalam situasi perang Ukraina-Rusia.

Ini turut menjadi keputusan pertama kali dari seorang presiden AS yang mengizinkan tanggapan militer terbatas terhadap artileri perang, pangkalan udara, serta pusat komando di negara yang sedang dilanda konflik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Presiden baru-baru ini mengarahkan timnya untuk memastikan bahwa Ukraina dapat menggunakan senjata yang dipasok AS untuk tujuan kontra-tembakan di wilayah Kharkiv, sehingga Ukraina dapat membalas pasukan Rusia yang menyerang atau bersiap menyerang mereka," ungkap seorang pejabat AS yang tak disebut namanya, dikutip New York Times.

Namun, para pejabat Gedung Putih bersikeras agar otorisasi tersebut digunakan sebagai tindakan membela diri. Mereka juga menegaskan lagi soal kesepakatan yang telah terjadi sebelumnya, termasuk jenis artileri senjata yang diberikan untuk Ukraina.

"Kebijakan kami sehubungan dengan pelarangan penggunaan ATACMS atau serangan jarak jauh di dalam Rusia tidak berubah," tambahnya.

Sebelumnya, AS memang mengirimkan sejumlah paket bantuan senjata ke Ukraina. Beberapa di antara senjata itu ada jenis rudal jarak jauh yang penggunaannya harus mengacu pada aturan tertera.



Melihat situasi demikian, muncul beberapa polemik terhadap reaksi Rusia usai melihat senjata AS yang digunakan Ukraina.

Alhasil, pertimbangan keputusan Biden dicermati oleh sejumlah pejabat Gedung Putih secara ketat dan terbatas.

Sebab, AS juga sempat melakukan penegasan ke Ukraina melalui kunjungan Menteri Luar Negeri Anthony J. Blinken pada pekan lalu. Blinken mengingatkan tentang larangan untuk menggunakan senjata AS selama 27 bulan ke depan.

Larangan tersebut lantas membuat Ukraina berada di posisi bahaya. Namun, penasihat presiden Jake Sullivan berpendapat bahwa geografi pertempuran di sekitar Ukraina dapat menjadi pengecualian sebagai garis pertahanan diri.

Setelah melewati berbagai dilema, pejabat gabungan Gedung Putih sepakat untuk mencabut larangan tersebut pada 13 Mei lalu.

Pada sisi lain, juru bicara Pentagon Sabrina Singh bersikeras untuk mempertahankan ketentuan lama terkait penggunaan senjata AS di Ukraina.

"Bantuan keamanan yang kami berikan kepada Ukraina akan digunakan di Ukraina, dan kami tidak mendorong serangan atau memungkinkan serangan di dalam wilayah Rusia," ungkap Singh.

Namun, keputusan Biden tetap bakal dijalankan sesuai prosedur. Para pejabat AS pun memperkirakan serangan Ukraina menggunakan senjata kirimannya bakal dimulai dalam beberapa jam atau bahkan hari.



(val/dna)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER