Armenia Akan Keluar dari Aliansi Sekutu Rusia CSTO

CNN Indonesia
Kamis, 13 Jun 2024 11:20 WIB
Armenia memutuskan akan keluar dari aliansi negara-negara sekutu Rusia atau Organisasi Traktat Keamanan Kolektif (CSTO).
PM Armenia Nikol Pashinyan menyatakan akan keluar dari aliansi sekutu Rusia. (AFP/KAREN MINASYAN)
Jakarta, CNN Indonesia --

Armenia memutuskan akan keluar dari aliansi negara-negara sekutu Rusia atau Organisasi Traktat Keamanan Kolektif (Collective Security Treaty Organization/CSTO).

Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan mengumumkan hal tersebut pada Rabu (12/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita akan keluar (dari CSTO). Apa kalian menakut-nakuti saya dengan hal ini? Kami baik-baik saja. Kami akan memutuskan kapan kami keluar," kata Pashinyan saat merespons pertanyaan seorang anggota parlemen oposisi di parlemen.

"Apakah kita bisa kembali? Jangan khawatir," lanjut dia, seperti dikutip Anadolu Agency.

CSTO merupakan aliansi sekutu Rusia yang dibentuk pada 2002. Aliansi ini terdiri dari enam negara pecahan Uni Soviet, yakni Armenia, Belarusia, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Rusia, dan Tajikistan.

CSTO berfungsi sebagai aliansi pertahanan. CSTO punya sebuah aturan yang menyerupai Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), yakni jika ada anggota yang diserang maka anggota lain harus membela.

"Jika salah satu Negara Anggota menjadi sasaran agresi oleh negara atau kelompok negara mana pun, maka ini akan dianggap sebagai agresi terhadap semua Negara Pihak pada Perjanjian ini," demikian Pasal 4 aliansi seperti dikutip dalam situs resmi.

Pashinyan sebelumnya menyatakan dukungan negaranya untuk Ukraina dari invasi Rusia. Ia bahkan pernah mengancam akan keluar dari aliansi sekutu Rusia saat itu.

Pernyataan tersebut dilontarkan lantaran Moskow dinilai tak mampu mencegah Azerbaijan melakukan serangan ke Armenia.

Azerbaijan sendiri termasuk negara yang tergabung dalam aliansi sekutu Rusia atau CSTO.

Sejak Pashinyan menjadi Perdana Menteri Armenia pada 2018, ketegangan antara negaranya dengan Azerbaijan meroket tajam.

Jantung konflik kedua negara yakni Nagorno-Karabakh, wilayah yang terkurung daratan di Pegunungan Kaukasus. Kawasan ini menjadi penyebab perang kedua negara selama tiga dekade terakhir.

Nagorno-Karabakh diakui secara internasional sebagai bagian dari Azerbaijan. Namun penduduknya sebagian besar adalah etnis Armenia.

Pada 2020, terjadi konflik 44 hari yang menyebabkan kekalahan telak Armenia usai Azerbaijan menyerang negara itu dengan bantuan drone dan jet tempur F-16 Turki. Sekitar sepertiga wilayah Nagorno-Karabakh diklaim Azerbaijan.

(blq/bac)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER