Amerika Serikat ketar-ketir usai Rusia meluncurkan kapal selam nuklir Kazan yang berlabuh di Kuba pada 12 Juni lalu.
Kapal tersebut didampingi oleh kapal fregat Laksamana Gorshkov serta sebuah kapal tanker minyak dan kapal tug.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kazan dan Laksamana Gorshkov adalah salah satu kapal perang paling modern yang dimiliki Rusia. Pengerahan kapal-kapal ini sangat dekat dengan Amerika Serikat, yakni hanya berjarak 90 mil dari pantai Florida, AS.
Selain Kazan, Rusia juga dikabarkan mengerahkan K-564 Arkhangelsk, kapal selam rudal jelajah bertenaga nuklir kelas Yasen-M yang baru-baru ini melakukan uji coba laut. Kapal selam ini diperkirakan bertugas pada Desember mendatang.
Menurut surat kabar Inggris, The Express, Arkhangelsk memiliki kemampuan untuk tak terdeteksi oleh negara-negara Barat. Karenanya, kapal selam ini dapat menimbulkan ancaman serius bagi "pangkalan militer NATO, konvoi angkatan laut, dan infrastruktur penting darat selama krisis."
Dilansir dari Sputnik, Arkhangelsk mampu menyelam hingga kedalaman 600 meter dan memiliki kecepatan maksimum 16 knot di permukaan dan 31 knot di bawah air.
Kapal selam ini dapat membawa hingga 64 awak dan bertahan di bawah air selama sekitar 100 hari, dengan syarat dibekali persediaan makan yang cukup dan pemeliharaan yang baik.
Arkhangelsk dapat membawa tabung torpedo 533 milimeter dan silo peluncuran vertikal untuk rudal jelajah anti-kapal Oniks, rudal jelajah Kalibr, dan rudal jelajah hipersonik Zircon.
Baik rudal Kalibr dan Zircon sama-sama memiliki kemampuan nuklir.
(blq/dna)