21 Pasien Kanker di Gaza Akan Dibawa ke UEA Jalani Perawatan

CNN Indonesia
Jumat, 28 Jun 2024 04:50 WIB
21 pasien kanker menyeberang dari Jalur Gaza ke Mesir melalui penyeberangan Kerem Shalom untuk dapat perawatan di Uni Emirat Arab.
21 pasien kanker menyeberang dari Jalur Gaza ke Mesir melalui penyeberangan Kerem Shalom untuk dapat perawatan di Uni Emirat Arab. (AFP/Bashar Taleb)
Jakarta, CNN Indonesia --

21 pasien kanker menyeberang dari Jalur Gaza ke Mesir pada Kamis (27/6) melalui penyeberangan Kerem Shalom. Sumber medis di kota El-Arish Mesir mengonfirmasi itu dan mengungkapkan lebih lanjut rencana perawatan bagi para pasien.

"Mereka akan diangkut ke Uni Emirat Arab (UEA) untuk mendapatkan perawatan," kata sumber tersebut seperti diberitakan AFP.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pasien-pasien tersebut menjadi evakuasi pertama dari Gaza sejak penyeberangan perbatasan Rafah ditutup pada awal Mei, ketika pasukan Israel mengambil alih terminal di sisi Palestina.

Negosiasi untuk membuka kembali penyeberangan Rafah yang menjadi jalur utama bantuan dan evakuasi di perbatasan Gaza dengan Mesir berulang kali gagal.

Kairo menolak melanjutkan operasi melalui penyeberangan tersebut selama pasukan Israel masih menguasai wilayah Palestina.

Menurut Mohammad Zakut, pejabat senior di Kementerian Kesehatan Gaza, hampir 5.000 pasien telah dievakuasi sejak perang dimulai.

[Gambas:Video CNN]



Namun, ia mengungkapkan 25.000 pasien lainnya "masih memerlukan perawatan di luar negeri."

Di antara para pasien itu terdapat 10.200 kasus kanker, termasuk hampir 1.000 anak-anak yang 250 di antaranya harus segera meninggalkan Gaza.

Sedangkan militer Israel mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan pejabat pemerintah AS, Mesir dan komunitas internasional untuk perjalanan 68 anak yang sakit dan terluka bersama dengan rekan-rekan mereka dari Jalur Gaza.

Hanan Balkhy, direktur regional Mediterania Timur Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), mengatakan berita tentang evakuasi medis anak-anak yang sakit kritis dari Gaza sebagai yang pertama sejak 7 Mei adalah langkah yang disambut baik.

"Tetapi lebih dari 10.000 pasien masih memerlukan perawatan medis" di luar Gaza, katanya di platform media sosial X, dan menyerukan "koridor evakuasi" untuk segera dibangu melalui semua rute yang memungkinkan".

Sejak pasukan Israel merebut penyeberangan Rafah, bantuan ke Gaza telah melambat hingga tersisa sedikit.

Beberapa truk telah dialihkan ke persimpangan dekat Kerem Shalom dengan Israel, namun sumber-sumber kemanusiaan mengatakan rata-rata harian truk yang memasuki wilayah Palestina kurang dari 90 per hari.

PBB mengatakan minimal 500 truk dibutuhkan setiap hari untuk memenuhi kebutuhan dasar warga Gaza.



Badan dunia tersebut telah berulang kali menyuarakan peringatan atas krisis kemanusiaan di Gaza yang dilanda kelaparan dan pemboman. Beberapa rumah sakit yang tersisa kesulitan untuk berfungsi karena makanan dan kebutuhan pokok lainnya semakin sulit diperoleh.

Akibat kekurangan bahan bakar, Bulan Sabit Merah Palestina pada Kamis (27/6) mengumumkan terpaksa menghentikan lebih dari sepertiga armada ambulansnya.

Setidaknya 37.765 orang telah tewas di Gaza selama lebih dari delapan bulan digempur hebat oleh Israel.

(afp/afp/chri)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER