Fahda binti Falah, Ibu Pangeran MbS Wanita Badui Berpengaruh di Saudi
Fahda binti Falah, ibu dari Mohammed bin Salman (MbS) selaku Putra Mahkota sekaligus Perdana Menteri Arab Saudi, disebut menjadi sosok penting di Kerajaan itu.
Situs yang kerap membahas keluarga kerajaan Saudi, house of Saud, merilis laporan soal Fahda. Mereka bahkan memberi judul "potret pengaruh yang tak terlihat."
Nama Fahda tak dikenal di kancah politik Saudi, tetapi diam-diam pengaruhnya cukup kuat di koridor kerajaan.
Fahda lahir dari pasangan suku Al Ajman, Badui dari jazirah Arab bagian utara di Saudi. Dia tumbuh dengan dikelilingi tradisi serta kehidupan Badui.
Dia merupakan istri ketiga Raja Salman. Pernikahan mereka dikaruniai lima anak termasuk Pangeran MbS.
Keputusan Raja Salman menikahi Fahda disebut-sebut langkah politik untuk membentuk relasi solid antara kelas suku-suku berpengaruh dengan lingkaran kerajaan.
Fahda juga dianggap tokoh penting yang mempengaruhi bidang politik dan sosial di Saudi. Selain itu, dia juga disebut-sebut sebagai penasihat reformasi negara itu, terutama apapun yang menyangkut hak perempuan.
Perempuan itu juga sengaja menarik diri dari publik untuk menghindari pengawasan media dan mempertahankan posisi strategisnya. Namun, saat MbS hendak naik ke tampuk kekuasaan, Fahda kabarnya sempat dijauhkan dari suaminya.
Sekitar 14 pejabat Amerika Serikat mengonfirmasi berita itu.
"[MbS] menghalangi ibunya menemui ayah dia, Raja Salman, dan menjauhkan saat pangeran muda itu dengan cepat mengumpulkan kekuasan," demikian menurut pejabat AS, dikutip Middle East Monitor (MEMO).
MbS disebut-sebut melarang Fahda bertemu Raja Salman karena khawatir perempuan itu akan mengganggu rencana dia merebut kekuasaan.
Putra mahkota menduga Fahda bisa berbicara dan meminta Raja Salman mencegah rencana MbS.
MbS juga cemas sikap ibunya bisa memecah belah keluarga kerajaan. Pangeran Saudi ini juga disebut menempatkan ibunya dalam tahanan rumah untuk beberapa waktu.
Pangeran MbS resmi jadi Putra Mahkota Saudi pada 2017. Dia disebut-sebut merebut kekuasaan dari Mohammed bin Nayef.
Dia juga memenjarakan Nayef dengan berbagai tuduhan tanpa bukti. Namun, Saudi membantah Pangeran MbS telah menjauh Fahda dari Raja Salman.
"Itu sama sekali tak benar. Jika Anda ingin bertanya langsung ke Yang Mulia Putri dan ini termasuk bertemu langsung dengannya, kami akan dengan senang hati mengaturnya segera," kata juru bicara Kedutaan Besar Saudi di AS, Fatimah Baeshen, pada 2018 lalu.
(isa/bac)