Dua Negara Anggota NATO Mulai Cekcok, Ada Apa?

Dua negara anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Polandia dan Hungaria berselisih terkait keanggotaan di aliansi militer dan hubungan dengan Rusia.

Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban mengkritik kebijakan Polandia dan menuduh negara tersebut munafik.

Lihat Juga : Arti di Balik Erdogan Isyaratkan Kirim Pasukan Turki ke Israel

"[Polandia] menjalankan kebijakan paling munafik dan bermuka dua di Eropa," kata Orban, dikutip dari RT, Senin (29/7).

Dia lalu berujar, "Tanpa sadar berbisnis dengan Rusia sementara secara moral menceramahi Budapest [karena hal yang sama]."

Hungaria merupakan negara yang tak diembargo Rusia dan terus membeli minyak serta gas dari mereka.

Lihat Juga : Apa Penyebab 2 Negara NATO Cekcok hingga Saling Desak Keluar Aliansi?

Awal Juli lalu, Orban menuai kecaman politik Uni Eropa karena menentang kebijakan blok Benua Biru itu dan berkunjung ke Rusia.

Di Rusia, dia bertemu Presiden Vladimir Putin. Orban mengklaim lawatan ini untuk membawa misi perdamaian.

Merasa nama negaranya disebut dengan keterangan negatif, Wakil Menteri Luar Negeri Polandia Wladyslaw Teofil Bartoszewski mengecam Orban.

Lihat Juga : Viral Video Erdogan Guyon Tampar Bocah karena Tak Cium Tangan

Dia juga membantah bekerja sama dengan Rusia di bidang ekonomi.

"Kami tak berbisnis dengan Rusia, tak seperti Perdana Menteri Orban, yang berada di pinggiran masyarakat internasional baik di Uni Eropa maupun NATO," balas Bartoszewski.

Dia lalu menyinggung Hungaria yang masih menjadi anggota Uni Eropa dan NATO meski tak suka kebijakan organisasi ni.

"Jika Anda tidak ingin menjadi anggota suatu klub, Anda bisa keluar," ujar Bartoszewski.

Lihat Juga : Warga Gaza Diperkosa Beramai-ramai oleh Tentara Israel di Penjara

Wakil Menlu itu lalu menyarankan Orban membentuk organisasi persatuan dengan Rusia sebagai gantinya.

NATO selama ini bermusuhan dengan Rusia terutama saat Putin meluncurkan invasi ke Ukraina.

Putin sebelumnya memandang NATO terus melakukan ekspansi ke Eropa Timur dan itu mengancam keamanan Rusia.