JK Beber Haniyeh Pernah Minta RI Tuan Rumah Hamas-Fatah Rujuk

CNN Indonesia
Rabu, 31 Jul 2024 16:40 WIB
Mantan wakil presiden Indonesia JK mengatakan mendiang pemimpin Hamas Ismail Haniyeh berharap RI jadi tuan rumah dalam rekonsiliasi kelompok itu dengan Fatah.
Mantan Wapres RI Jusuf Kalla saat bertemu mendiang pemimpin Hamas Ismail Haniyeh. (Arsip Tim Media Jusuf Kalla)
Jakarta, CNN Indonesia --

Wakil presiden Indonesia ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla (JK) mengatakan mendiang pemimpin Hamas Ismail Haniyeh berharap Indonesia menjadi tuan rumah dalam rekonsiliasi kelompok itu dengan Hamas.

JK bercerita soal pertemuan dengan Haniyeh saat di Qatar pada pertengahan Juli lalu. Mereka hubungan internal faksi-faksi di Palestina.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya bilang dunia ini akan membantu lebih baik kalau anda bersatu dengan Fatah," kata JK.

Haniyeh saat itu menjawab bahwa upaya persatuan sedang digalang. Dia juga menceritakan rencana rekonsiliasi Hamas dan Fatah di Beijing.

Setelah dari Beijing, mereka kembali ke Palestina untuk membicarakan lebih lanjut.

"Dan setelah di Palestina dia meminta kalau bisa dia datang ke Jakarta bersama Fatah," ujar JK.

"Mereka mengharapkan di Indonesia bisa melakukan pembicaraan teknis di Indonesia gitu," imbuh dia ke CNNIndonesia.com.

Di Indonesia, kata dia, pertemuan akan fokus untuk membahas persoalan teknis dari hasil pertemuan di Beijing.

JK kemudian melaporkan langsung permintaan Haniyeh ke Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi).

"Dan saya laporkan langsung ke Pak Presiden waktu Hamzah Haz meninggal. Dan presiden setuju," ujar dia.

Namun saat ini, rencana ini belum dibicarakan lagi usai Haniyeh meninggal.

Pemimpin Hamas ini tewas dalam pembunuhan di kediaman dia di Teheran, Iran. Haniyeh berkunjung ke negara itu untuk menghadiri pelantikan presiden baru.

Sepekan sebelum tewas, Hamas dan Fatah sepakat rujuk dengan bantuan China pada pekan lalu.

Kedua faksi itu menandatangani perjanjian rekonsiliasi untuk memerintah Jalur Gaza usai agresi brutal Israel berakhir.

Selama ini, Hamas dan Fatah kerap berselisih soal siapa yang berhak memimpin Palestina termasuk Gaza. Perseteruan itu jika tak diatasi akan memperburuk situasi di Palestina saat gempuran Israel kian membara.

Israel melancarkan agresi ke Gaza pada Oktober 2023. Imbas operasi mereka, lebih dari 39.000 orang di Palestina meninggal.

(isa/bac)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER