Serangan rudal diduga kuat dari Israel yang menghantam Teheran, Iran, dan menewaskan pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh, pada Rabu (31/7) menjadi sorotan internasional.
Berikut kilas berita internasional kemarin:
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seorang juru bicara pemerintah Israel menolak merespons tuduhan menjadi dalang serangan rudal ke Teheran, Iran, yang menewaskan pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh, pada Rabu (31/7).
Saat ditanya wartawan Reuters, saah satu jubir kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, David Mencer, menolak berkomentar terkait kematian Haniyeh yang telah menjadi incaran Israel sejak agresi brutalnya ke Jalur Gaza Palestina berlangsung pada 7 Oktober 2023 lalu.
"Kami tidak berkomentar soal insiden tersebut," kata Mencer.
Sementara itu, sekutu terdekat Israel, Amerika Serikat, juga mengaku tidak tahu menahu apalagi terlibat pembunuhan Haniyeh.
Lihat Juga : |
Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI Jusuf Kalla menyebut kematian pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh, akan menghambat pembicaraan gencatan senjata Gaza.
JK juga menyebu penyebab kematian Haniyeh yang disebut akibat serangan Israel ini, akan semakin menambah ketegangan di Jalur Gaza.
"Gencatan senjata belum berlangsung. Itu baru pembicaraan dan selalu buntu," kata JK saat ditemui CNN Indonesia di kediamannya di Jakarta Selatan, Rabu (31/7).
Lihat Juga : |
Para pejabat Iran disebut sangat terkejut atas serangan udara Israel ke ibu kota Teheran dan menewaskan pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh, pada Rabu (31/7).
Pasalnya, insiden ini terjadi sehari setelah Haniyeh menghadiri pelantikan presiden baru Iran, Masoud Pezeshkian, di Teheran. Sementara itu, Israel dan Iran juga musuh bebuyutan, di mana Tel Aviv pun memiliki riwayat melancarkan operasi pembunuhan terhadap pejabat Iran di masa lalu.
New York Times melaporkan insiden 'kecolongan' itu memberikan pukulan besar terhadap reputasi keamanan Iran apalagi di saat negara itu ingin menunjukkan kekuatan di kawasan tersebut.