Demo Merebak di Negara-negara Arab buntut Kematian Pemimpin Hamas

CNN Indonesia
Kamis, 01 Agu 2024 21:35 WIB
Berbagai demonstrasi pecah di sejumlah negara Arab usai pemimpin biro politik Hamas, Ismail Haniyeh, tewas dirudal di Iran pada Rabu (31/7) dini hari.
Demo di Irak atas Ismail Haniyeh. (AFP/AHMAD AL-RUBAYE)
Jakarta, CNN Indonesia --

Berbagai demonstrasi pecah di sejumlah negara Arab usai pemimpin biro politik Hamas, Ismail Haniyeh, tewas dirudal di Iran pada Rabu (31/7) dini hari.

Haniyeh tewas bersama pengawalnya karena dirudal saat berada di kediaman veteran perang di Teheran utara pada Rabu pukul 02.00 dini hari.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia sedang berkunjung ke Iran untuk menghadiri pelantikan Presiden baru Iran Masoud Pezeshkian pada Selasa (30/7). Ia juga bertemu dengan pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei di hari yang sama.

Usai kematian Haniyeh, warga di sejumlah negara Arab menggelar protes yang mengecam pembunuhan sang pemimpin milisi Hamas.

Di Amman, Yordania, warga berbondong-bondong turun ke jalan sambil membawa poster Haniyeh dan mengibarkan bendera Palestina. Mereka berunjuk rasa di dekat Kedutaan Besar Israel di Amman.

Di Baghdad, Irak, sekumpulan orang juga menggelar demonstrasi yang mengutuk keras pembunuhan Haniyeh. Sambil mengenakan kaffiyeh Palestina dan mengibarkan bendera Palestina, warga Irak mengecam sekeras-kerasnya serangan tersebut.

Di Tyre, Lebanon, sejumlah besar masyarakat juga melakukan longmars sambil membawa poster besar Haniyeh.

Warga Tepi Barat Palestina juga keluar ke jalan-jalan untuk memprotes kematian Haniyeh.

Di Teheran, Iran, selaku lokasi serangan terhadap Haniyeh, sekumpulan warga juga mengibarkan bendera Palestina dan membawa pigura Haniyeh. Mereka memprotes keras pembunuhan Haniyeh.

Selain di negara Arab, protes serupa juga terjadi di Istanbul, Turki. Ribuan orang berkumpul di jalan-jalan ibu kota untuk mengutuk Israel. Hamas menuding Israel sebagai dalang pembunuhan Haniyeh.

Ismail Haniyeh merupakan kepala biro politik Hamas sejak 2017, menggantikan Khaled Mashal. Haniyeh merupakan tokoh terkenal, terutama usai menjabat Perdana Menteri Palestina pada 2006, menyusul kemenangan telak Hamas pada pemilu parlemen.

Haniyeh tinggal di pengasingan dan berpindah antara Turki dan Qatar. Dia bergabung dengan Hamas pada tahun 1987, saat peristiwa Intifada Pertama.

Selama agresi Israel ke Palestina, keluarga Haniyeh turut jadi sasaran serangan. Pada April lalu, tiga anak dan empat cucu Haniyeh tewas dibunuh Israel.

Pemerintah Iran telah bersumpah bakal membalas Israel atas serangan yang diduga dilancarkannya ini. Penyelidikan mengenai insiden ini pun hingga kini masih berlangsung.

Israel sejauh ini enggan berkomentar atas kematian Haniyeh di Iran.

(isa/bac)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER