Presiden Vietnam To Lam resmi diangkat menjadi pemimpin Partai Komunis Vietnam. Ia menempati posisi Sekretaris Jenderal, jabatan tertinggi partai tersebut, usai resmi dilantik pada Sabtu (3/8).
To Lam menjadi pemimpin Partai Komunis Vietnam untuk menggantikan Nguyen Phu Trong yang telah meninggal dunia pada 19 Juli 2024.
Lihat Juga : |
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dalam waktu dekat, upaya pemberantasan korupsi akan dilanjutkan secara intensif," ujar To Lam dalam konferensi pers, seperti diberitakan Reuters.
"Secara pribadi saya merasa beruntung karena memiliki banyak pengalaman dalam menangani kampanye antikorupsi selama bekerja di Kementerian Keamanan Publik," lanjutnya setelah menjadi pemimpin partai tersebut.
To Lam terpilih menjadi Sekjen Partai Komunis Vietnam setelah mendapatkan suara bulat dari delegasi partai. Mereka sepakat mendukung To Lam menjadi pemimpin partai yang terbaru.
Ia sebelumnya juga menjabat sebagai sekjen interim atau sementara ketika kesehatan Nguyen Phu Trong memburuk, sebelum akhirnya meninggal dunia.
Selain berkomitmen akan melanjutkan upaya-upaya pencegahan korupsi, To Lam berjanji melanjutkan program dan peninggalan Nguyen Phu Trong. Ia pun tidak akan melakukan perubahan mengenai kebijakan luar negeri dan fokus pada pembangunan sosio-ekonomi.
Jabatan Sekjen Partai Komunis Vietnam merupakan capaian tertinggi To Lam dalam karier politiknya. Sebab, jabatan itu justru memiliki peran yang lebih kuat dibanding posisi lainnya.
Hingga kini, belum ada informasi mengenai peluang To Lam mundur dari kursi presiden mengingat masa jabatannya masih berjalan hingga 2026.
Namun, sejumlah pejabat dan diplomat mengatakan partainya sudah membahas kemungkinan menunjuk presiden baru supaya Lam bisa fokus menjadi ketua partai. Diskusi itu pun masih berjalan sehingga belum ada keputusan yang diambil.
Meski begitu, To Lam juga bisa saja tetap memiliki dua jabatan tertinggi di Vietnam itu agar mendapat kekuasaan yang semakin besar, serupa dengan Xi Jinping di China.
Sementara itu, To Lam terpilih menjadi Presiden Vietnam berkat memimpin penyelidikan besar-besaran terhadap kasus korupsi ketika menjadi Menteri Kepolisian.
Ia menggantikan Vo Van Thuong yang sebelumnya menjabat Presiden Vietnam, tetapi akhirnya mundur karena tuduhan pelanggaran yang tidak dijelaskan secara spesifik.
(frl/chri)