Anak Mata-mata Rusia Baru Tahu Kewarganegaraan saat Pertukaran Tahanan

CNN Indonesia
Minggu, 04 Agu 2024 11:48 WIB
Anak-anak dari pasangan agen intelijen Rusia, yang dibebaskan Barat dalam pertukaran tahanan, baru tahu kewarganegaraan mereka saat diterbangkan ke Moskow.
Anak-anak dari pasangan agen intelijen Rusia, yang dibebaskan Barat dalam pertukaran tahanan, baru tahu kewarganegaraan mereka saat diterbangkan ke Moskow. (AFP/SERGEI KARPUKHIN).
Jakarta, CNN Indonesia --

Anak-anak dari pasangan agen intelijen Rusia, yang dibebaskan Barat dalam pertukaran tahanan, baru mengetahui kewarganegaraan mereka saat diterbangkan ke Moskow.

Melansir CNN, kedua orang tua mereka, Artem Dultsev dan Anna Dultseva, merupakan bagian dari pertukaran 24 tahanan antara Rusia serta AS dan Barat.

Pertukaran ini sebagai bagian dari kesepakatan multinegara yang melibatkan tahanan AS dan Rusia yang dibebaskan sebagai imbalannya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pasangan tersebut selama ini menyamar sebagai pasangan Argentina di Slovenia, di mana mereka didakwa melakukan tindakan mata-mata.

Kedua anak mereka pun diterbangkan bersama-sama ke Moskow dari Turki pada Kamis (1/8) silam.

Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan anak laki-laki dan perempuan itu baru mengetahui bahwa mereka adalah orang Rusia saat pesawat lepas landas dari Ankara.

Menurut dia, Presiden Rusia Vladimir Putin menyapa mereka di landasan pacu dalam bahasa Spanyol karena mereka tidak bisa berbahasa Rusia. Bahkan, kedua anak itu tak mengetahui siapa Putin.

"Ketika anak-anak itu menuruni tangga pesawat, mereka tidak bisa berbahasa Rusia, dan Putin menyapa mereka dalam bahasa Spanyol, dia berkata 'Buenas noches'," kata Peskov.

"Mereka bertanya kepada orang tua mereka kemarin, siapa yang mereka temui, mereka bahkan tidak tahu siapa Putin," imbuhnya.

Setelah menuruni tangga pesawat, Dultseva, sambil menahan air matanya, memeluk Putin yang berdiri di atas karpet merah di landasan pacu sambil memegang karangan bunga.

Putin mencium pipi dan bahu Dultseva, serta memberikan karangan bunga kepadanya dan putrinya.

Ia juga memeluk Dultsev serta para tahanan Rusia yang dibebaskan, sebelum mereka berjalan bersama di atas karpet merah meninggalkan pesawat.

Pertukaran tahanan Rusia dan Barat itu merupakan hasil dari negosiasi di belakang layar yang melibatkan AS, Rusia, Belarusia dan Jerman. Akhirnya berbuah dengan persetujuan Berlin untuk sepakat dengan keinginan Moskow yakni pembunuh Rusia Vadim Krasikov.

Total ada delapan orang, termasuk Krasikov, yang dibebaskan dan dikembalikan ke Rusia, ditukar dengan dibebaskannya 16 orang yang ditahan Rusia, termasuk eks marinir AS Paul Whelan, dan reporter Wall Street Journal Evan Gershkovich.

Dultsev dan Dultseva mengaku bersalah atas tuduhan tindakan mata-mata di pengadilan di Ljubljana, Slovenia dan dijatuhi hukuman penjara.

Saat menyamar di Slovenia, Dultsev menyamar sebagai seorang pengusaha IT bernama Ludvig Gisch. Setelah mengaku bersalah, ia dijatuhi hukuman lebih dari satu setengah tahun penjara. Dia akan dideportasi ke Rusia dan dilarang memasuki Slovenia selama lima tahun.

Sementara pasangannya, Deltseva, menyamar sebagai pedagang seni dan pemilik galeri dan menggunakan nama Maria Rosa Mayer Munos. Dia juga akan dideportasi.

Dalam panggilan telepon dengan para jurnalis, Peskov juga mengungkapkan beberapa rincian tambahan tentang negosiasi pertukaran tahanan antara Rusia dan AS, dengan mengatakan bahwa negosiasi tersebut dilakukan melalui FSB dan CIA.

Ketika ditanya tentang warga Rusia lainnya yang ditahan di luar negeri, Peskov mengatakan "nasib semua warga Rusia yang ditahan di luar negeri, di AS, adalah masalah yang selalu menjadi perhatian semua lembaga terkait kami, yang akan terus melanjutkan pekerjaan yang relevan".

(del/sfr)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER