Kerusuhan semakin meluas ke beberapa kota di Inggris, imbas penikaman massal yang dilakukan seorang remaja hingga menyebabkan tiga anak tewas.
Sementara itu pemerintah Iran telah merilis hasil investigasi pembunuhan yang menewaskan pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut Kilas Internasional hari ini, Senin (5/8).
Kerusuhan di Inggris meluas ke sejumlah kota usai remaja berusia 17 tahun dituduh melakukan penikaman massal hingga menyebabkan tiga bocah tewas.
Insiden itu terjadi di sebuah pesta dansa bersama Taylor Swift, di Southport, Merseyside.
Axel Rudakubana dituding membunuh Bebe King (6), Elsie Dot Stancombe (7), Alice DaSilva Aguiar (9) dan melukai 10 orang lain.
Rumor palsu soal latar belakang terduga pelaku Rudakubana seorang Muslim beredar luas di media sosial. Narasi ini lantas memancing kemarahan dan berkembang menjadi kerusuhan anti-Muslim.
Calon presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Demokrat Kamala Harris menolak debat dengan Calon presiden AS dari Partai Republik Donald Trump pada 4 September.
Kamala mempertanyakan alasan Trump ngebet debat di tanggal itu dan di stasiun televisi Fox-kanal yang digemari pendukung Trump. Padahal, Trump sudah sepakat dengan Joe Biden untuk debat pada 10 September di ABC News.
Iran membeberkan hasil investigasi soal pembunuhan terhadap pemimpin Hamas Ismail Haniyeh yang tewas pada pekan lalu.
IRGC mengungkap operasi pembunuhan itu dilakukan dengan meluncurkan proyektil jarak pendek berisi hulu ledak sekitar 7 kg dari luar tempat menginap Haniyeh.
Sebelum hasil investigasi ini, media yang berbasis di Amerika Serikat New York Times merilis laporan yang menyebut Haniyeh tewas karena bom. Bom tersebut, menurut laporan NYT, ditanam di dekat kediaman Haniyeh dua bulan sebelum insiden pembunuhan.