Sosok Presiden Botswana yang Minta Rakyat Sumbang Uang Bonus Olimpiade

CNN Indonesia
Jumat, 16 Agu 2024 07:00 WIB
Presiden Botswana Mokgweetsi Masisi minta rakyat sumbang uang untuk atlet peraih medali emas di Olimpiade 2024.
Presiden Botswana Mokgweetsi Masisi. Foto: AFP/MICHELE SPATARI
Jakarta, CNN Indonesia --

Pemerintah Botswana dihujani kritik setelah meminta rakyat menyumbangkan uang sebagai bonus bagi atlet Letsile Tebogo, yang mencetak sejarah dengan meraih medali emas di Olimpiade 2024 Paris.

Dalam pernyataan resmi pada Senin (12/8), pemerintah Botswana menyatakan menyumbangkan uang merupakan cara masyarakat "memberikan penghargaan kepada para juara."

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Botswana merebut medali emas pertamanya dalam sejarah di Olimpiade Paris setelah Letsile Tebogo menjadi juara di nomor 200 meter putra dari cabang atletik. Tebogo berhasil mengalahkan dua pelari Amerika Serikat, Kenny Bednarek dan Noah Lyles, untuk merebut medali emas bersejarah Botswana.

Sebelum emas Tebogo, Botswana hanya dua kali merebut medali di Olimpiade. Pertama lewat Nijel Amos yang memenangi perak di nomor lari 800 meter Olimpiade 2012, dan kedua melalui tim estafet 4x400 putra yang meraih perunggu di Olimpiade Tokyo 2020.

Emas Tebogo juga menjadi sejarah bagi seluruh Afrika, karena ia menjadi pelari pertama dari benua itu yang memenangi emas Olimpiade di nomor lari 200 meter.

Siapa Presiden Botswana?

Mokgweetsi Masisi adalah Presiden Botswana kelima yang telah menjabat sejak 2018.

Masisi merupakan mantan Wakil Presiden Botswana ke-8 yang menjabat sejak 2014-2018.

Dilansir dari Generation Unlimited, Masisi pernah mengemban tugas sebagai Menteri Pendidikan serta Menteri Urusan Kepresidenan dan Administrasi Publik pada 2011-2014.

Masisi merupakan lulusan pascasarjana Ilmu Sosial dan Pendidikan di Florida State University pada 1989.

Pada 1999, ia dianugerahi Beasiswa Chevening Commonwealth untuk menempuh studi pascasarjana di bidang Ekonomi dan Kebijakan Sosial di Universitas Manchester di Inggris. Pada 2018, Universitas Botswana menganugerahinya gelar doktor kehormatan.

Sebelum menjadi presiden, Masisi adalah wakil dari eks Presiden Ian Khama. Hubungan keduanya baik hingga akhirnya berselisih mengenai sejumlah hal, salah satunya larangan perburuan gajah.

Khama menuding Masisi telah "membungkam perbedaan pendapat."

Masisi mendukung aktivitas perburuan gajah di Botswana karena menilai perdagangan gading akan menghasilkan lebih banyak dana untuk konservasi.

Pada 2019, pihak oposisi juga mengklaim ada kecurangan pemilu dalam kontestasi yang memenangkan Masisi. Kendati begitu, misi dari Uni Afrika menyebut pemilu Botswana digelar transparan dan telah sesuai standar internasional.

Pada tahun yang sama pula, Masisi dikritik keras oleh dunia karena memberikan bangku yang terbuat dari kaki gajah kepada para pemimpin negara Namibia, Zambia, dan Zimbabwe.



(blq/dna)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER