Netanyahu Tantang Iran-Hizbullah, Bakal Beri Balasan Lebih Brutal

CNN Indonesia
Selasa, 20 Agu 2024 12:00 WIB
PM Benjamin Netanyahu menegaskan Israel akan beri balasan lebih brutal jika Iran dan proksinya serang Tel Aviv. (AFP/Ronen Zvulun)
Jakarta, CNN Indonesia --

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menantang Iran dan milisi Hizbullah Lebanon untuk menyerang Tel Aviv.

Dalam rapat kabinet pada Minggu (18/8), Netanyahu menyiratkan serangan apapun yang diluncurkan terhadap Israel akan dibalas dengan serangan yang lebih brutal.

Dia menegaskan Tel Aviv tak takut dengan ancaman apapun. Sebab Israel akan membela diri dan membalas sekuat-kuatnya.

"Kami bertekad untuk membela diri dan kami juga bertekad untuk menuntut harga yang sangat mahal dari musuh mana pun yang berani menyerang kami," kata Netanyahu, seperti dikutip Iran International.

Ini merupakan tantangan terbuka Netanyahu terhadap Iran dan Hizbullah usai keduanya bersumpah bakal membalas Israel atas pembunuhan pemimpin biro politik Hamas Ismail Haniyeh di Teheran dan komandan tertinggi Hizbullah Fuad Shukr di Beirut.

Iran dan Hizbullah menuding Israel dalang di balik kematian Haniyeh dan Shukr. Israel mengakui membunuh Shukr, namun bungkam atas tuduhan pembunuhan Haniyeh.

Hingga kini, belum diketahui kapan Iran bakal menyerang Israel. Namun Teheran sudah menunjukkan gelagat persiapan dengan melakukan serangkaian latihan militer beberapa waktu belakangan.

Sementara itu, Hizbullah sudah mulai melancarkan serangan-serangan kecil yang masif di perbatasan Lebanon-Israel.

Pada Minggu (18/8), surat kabar Israel, Israel Hayom, bahkan melaporkan drone pengintai Hizbullah berhasil menyusup ke kawasan kediaman Netanyahu di Caesarea, Israel utara.

Drone itu terdeteksi oleh sistem radar milik kapal rudal Angkatan Laut Israel. Kendati begitu, kantor Netanyahu menepis laporan dengan menyatakan deteksi tersebut merupakan kekeliruan.

Netanyahu sendiri disebut tak berada di kediamannya ketika penyusupan terjadi.

Dalam kesempatan yang sama, Netanyahu juga mengatakan bahwa keamanan Israel tak akan pernah bisa dinegosiasikan terlepas dari upaya pembicaraan damai yang sedang dilakukan.

Dia menegaskan meski negosiasi damai berjalan, Israel tetap berpegang teguh terhadap keamanan wilayahnya.

"Saya ingin menekankan: Kami sedang melakukan negosiasi, dan bukan memberi dan memberi. Ada area di mana kami dapat menunjukkan fleksibilitas, dan ada area di mana kami tidak dapat menunjukkan fleksibilitas. Dan kami berpegang teguh terhadapnya. Kami tahu betul bagaimana membedakan keduanya," ujar Netanyahu.

Dunia internasional was-was perang kawasan antara Israel, Iran, Hizbullah, dan Poros Perlawanan akan pecah sebentar lagi. Kekhawatiran ini tak terbendung mengingat masing-masing pihak bersikeras melawan satu sama lain.

Negara-negara Barat pun berupaya meredam ketegangan dengan melakukan pendekatan diplomatis. Upaya ini tampaknya cukup berhasil menunda perang yang sebelumnya diprediksi terjadi awal Agustus.

Kendati begitu, sejumlah pihak saat ini mulai menduga perang akan pecah usai negosiasi gencatan senjata Hamas dan Israel rampung. Negosiasi itu sendiri dilaporkan berjalan alot dengan banyaknya perbedaan pendapat antara kedua belah pihak.

(blq/bac)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK