Biden Diam-diam Setujui Strategi Nuklir Rahasia, Buat Hadapi China?

CNN Indonesia
Rabu, 21 Agu 2024 09:09 WIB
Presiden AS Joe Biden diam-diam disebut siapkan rencana strategis nuklir rahasia, jaga-jaga konflik dengan China.
Presiden AS Joe Biden disebut siapkan program perang nuklir, jaga-jaga ancaman dari China. Foto: REUTERS/Ken Cedeno
Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Amerika Serikat Joe Biden diam-diam dikabarkan menyetujui rencana perang nuklir, untuk mempersiapkan kemungkinan konflik dengan China.

The New York Times melaporkan Biden pada Maret menyetujui rencana strategis nuklir rahasia, yang untuk pertama kalinya memfokuskan kembali strategi pencegahan AS pada persenjataan nuklir China yang belakangan kian melesat.

Ini dilakukan seiring dengan penilaian Pentagon bahwa kekuatan nuklir China sebentar lagi akan menyaingi Amerika Serikat dan Rusia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

The New York Times menyebut Gedung Putih tidak pernah mengumumkan soal strategi nuklir ini. Dokumen yang disebut "Panduan Pengerahan Nuklir" (Nuclear Employment Guidance) itu hanya disalin beberapa untuk sejumlah pejabat keamanan nasional dan komandan-komandan Pentagon.

Dalam dokumen yang amat rahasia itu, AS juga tampaknya mempersiapkan kemungkinan perang nuklir dengan Rusia dan Korea Utara.

Keberadaan dokumen itu baru dikemukakan baru-baru ini oleh dua pejabat senior administrasi AS. Mereka, secara berhati-hati, menyinggung rencana perang nuklir Washington dengan China, Rusia, dan Korea Utara.

"Presiden [Biden] baru-baru ini mengeluarkan panduan penggunaan senjata nuklir yang diperbarui untuk memperhitungkan langkah beberapa musuh bersenjata nuklir," kata Vipin Narang, seorang ahli strategi nuklir MIT yang bertugas di Pentagon.

Ia mengungkapkan pada awal bulan ini bahwa panduan nuklir itu "khususnya" fokus pada peningkatan signifikan ukuran dan keragaman persenjataan nuklir China.

Direktur senior Dewan Keamanan Nasional untuk pengendalian senjata dan nonproliferasi, Pranay Vaddi, juga merujuk dokumen rahasia tersebut pada Juni lalu.

Vaddi kala itu memberi sinyal bahwa AS ingin memfokuskan kembali perluasan persenjataan nuklir guna "menghalangi Rusia, China, dan Korea Utara secara bersamaan."

Gedung Putih sudah buka suara mengenai laporan strategi nuklir AS.

Pada Selasa (20/8), Gedung Putih menyatakan rencana tersebut bukan tanggapan terhadap suatu ancaman maupun negara.

"Pemerintahan ini, seperti empat pemerintahan sebelumnya, mengeluarkan Tinjauan Postur Nuklir dan Panduan Perencanaan Ketenagakerjaan Senjata Nuklir. Teks spesifik dari panduan ini sama sekali tidak rahasia. Panduan yang dikeluarkan awal tahun ini bukanlah tanggapan terhadap satu entitas, negara, maupun ancaman mana pun," kata juru bicara Gedung Putih Sean Savett, seperti dikutip Reuters.

Hal yang sama juga disampaikan oleh Asosiasi Kontrol Senjata yang berbasis di AS. Badan itu menyatakan strategi dan postur senjata nuklir Washington tetap sama seperti yang dijelaskan dalam Tinjauan Postur Nuklir 2022, dan tidak ada reorientasi menjauh dari Rusia dan fokus ke arah Tiongkok.



(blq/dna)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER