Paus Fransiskus Pesan soal Keadilan SDA dan Pekerja di Papua Nugini

CNN Indonesia
Sabtu, 07 Sep 2024 08:30 WIB
Paus Fransiskus serukan perlakuan lebih baik bagi pekerja di Papua Nugini. Ia mengataan SDA di sana ditakdirkan untuk semua masyarakat.
Paus Fransiskus serukan perlakuan lebih baik bagi pekerja di Papua Nugini. Ia mengataan SDA di sana ditakdirkan untuk semua masyarakat. (REUTERS/Guglielmo Mangiapane)
Jakarta, CNN Indonesia --

Paus Fransiskus menyerukan perlakuan yang lebih baik terhadap pekerja di Papua Nugini, negara dengan 600 pulau di Pasifik Barat Daya yang menjadi target utama perusahaan-perusahaan internasional untuk gas, emas, dan cadangan lainnya.

Paus, yang berkunjung ke sana sebagai bagian dari perjalanan 12 hari ke empat negara, mengatakan sumber daya alam Papua Nugini "ditakdirkan oleh Tuhan untuk seluruh masyarakat."

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bahkan jika para ahli dari luar dan perusahaan-perusahaan internasional besar harus terlibat dalam pemanfaatan sumber daya ini, sudah sepantasnya kebutuhan masyarakat setempat diberikan pertimbangan yang semestinya ketika mendistribusikan hasil dan mempekerjakan pekerja," kata Paus Fransiskus.

"Itu untuk meningkatkan kondisi kehidupan mereka," ia menegaskan seperti diberitakan Reuters, Sabtu (7/9).

Paus juga mengatakan sumber daya alam harus dikembangkan secara berkelanjutan yang "meningkatkan kesejahteraan semua orang, tidak mengecualikan siapa pun, melalui ... kerja sama internasional, saling menghormati, dan perjanjian yang menguntungkan semua pihak".

Papua Nugini memiliki beberapa endapan emas terbesar yang diketahui dan merupakan pengekspor utama gas alam dan minyak. Pemerintahan yang dipimpin Perdana Menteri James Marape sejak 2019 telah berupaya meningkatkan manfaat lokal dari proyek-proyek yang dilakukan konglomerat internasional, seperti Exxon Mobil Corp XOM.N dan Newcrest Mining.

Pembaruan ekonomi pada Mei 2024 mengatakan pertumbuhan di negara itu hanya 2,7 persen tahun lalu. Bank Dunia mengatakan negara itu mengalami "krisis modal manusia," dengan hampir setengah dari anak-anak menunjukkan pertumbuhan yang terhambat.

[Gambas:Video CNN]



Pesan setop kekerasan etnis

Dalam pidatonya kepada otoritas politik di negara tersebut, Paus juga menyampaikan seruan sepenuh hati untuk mengakhiri serentetan kekerasan etnis yang telah menewaskan puluhan orang dalam beberapa bulan terakhir.

Sebagai rumah bagi ratusan suku, Papua Nugini memiliki sejarah panjang perang etnis. Serangan kekerasan di tiga desa terpencil pada bulan Juli kemungkinan menewaskan sedikitnya 26 orang, menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Paus Fransiskus ketika di sana mengatakan bahwa "harapan khususnya adalah kekerasan suku akan berakhir".

Dia mengatakan bahwa dia memohon "rasa tanggung jawab setiap orang untuk menghentikan spiral kekerasan dan sebagai gantinya dengan tegas memulai jalan yang mengarah pada kerja sama yang bermanfaat".

Ia menyerukan "solusi definitif" untuk status Pulau Bougainville, pulau terbesar di kepulauan Kepulauan Solomon. Saat ini merupakan wilayah otonomi Papua Nugini, pulau tersebut memilih kemerdekaan dengan suara mayoritas pada tahun 2019.

Namun, kebuntuan politik selama bertahun-tahun di parlemen PNG telah menghentikan proses ratifikasi pemungutan suara.

Sebagai negara yang luas dengan pegunungan, hutan, dan sungai, Papua Nugini diperkirakan memiliki populasi antara 9 juta hingga 17 juta jiwa. Vatikan memperkirakan ada sekitar 2,5 juta umat Katolik di negara tersebut.



Fransiskus mendarat di PNG pada Jumat (6/9) malam, setelah melakukan perjalanan ke Indonesia, dan akan tinggal di sana hingga Senin (9/9). Ia kemudian akan mengunjungi Timor Timur dan Singapura sebelum kembali ke Roma pada 13 September. Ini adalah perjalanan luar negeri terlamanya sejauh ini.

Meskipun pidato Paus Fransiskus menyentuh isu-isu serius, ia juga menunjukkan beberapa humor khas, seperti memperhatikan jumlah bahasa yang digunakan di seluruh Papua Nugini dan mengatakan keberagaman ekspresi sangat membuatnya terpesona.

"Saya membayangkan bahwa keberagaman yang sangat besar ini merupakan tantangan bagi Roh Kudus, yang menciptakan keharmonisan di tengah perbedaan!" kata Paus.

(reuters/chri)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER