PM Yordania Mundur Nyaris Sepekan Usai Pileg, Ada Apa?

CNN Indonesia
Selasa, 17 Sep 2024 07:45 WIB
Perdana Menteri Yordania Bisher Al Khasawneh mundur. (AFP/RASHED AL-MANSOORI)
Jakarta, CNN Indonesia --

Perdana Menteri Yordania Bisher Al Khasawneh mengundurkan diri usai pemilihan legislatif yang digelar pada 10 September.

Khasawneh mengajukan pengunduran diri ke Raja Abdullah II pada Minggu (15/9), demikian dikutip Anadolu Agency.

Pengunduran diri pemerintahan yang dipimpin Khasawneh terjadi usai partai oposisi Front Aksi Islam (Islamic Action Front/IAF) meraih banyak suara di pileg.

IAF berhasil mengamankan 31 dari total 138 kursi parlemen yang direbutkan, demikian dikutip Al Jazeera.

Khasawneh telah memimpin pemerintahan Yordania sejak Oktober 2020, saat Covid-19 melanda banyak negara.

Menurut konstitusi kerajaan, pemerintah biasanya mengundurkan diri usai pileg. Perdana menteri lalu akan ditunjuk raja bukan parlemen.

Raja Yordania memiliki sebagian besar kekuasaan di negara Timur Tengah itu. Dia bisa mengangkat pemerintahan sekaligus membubarkan parlemen.

Parlemen sementara itu bersifat bikameral. Warga Yordania secara langsung memilih perwakilan untuk DPR setiap empat tahun, tetapi raja menunjuk semua 65 anggota majelis tinggi, Senat.

Setelah menerima pengunduran diri PM, Raja Abdullah II menunjuk seorang teknokrat yang bekerja di istana kerajaan Jafar Hassan menjadi perdana menteri baru.

Biasanya, PM yang ditunjuk akan segera membentuk kabinet baru.

Namun, Raja Abdullah II meminta kabinet lama untuk menjalankan tugasnya sementara waktu hingga kabinet baru terbentuk.

Pileg ini terjadi saat banyak warga Yordania yang murka ke pemerintah karena dianggap turut membantu agresi Israel di Jalur Gaza, Palestina dan kesulitan ekonomi.

Yordania memiliki hubungan diplomatik dengan Israel dan bahkan melakukan intervensi saat Iran meluncurkan serangan balasan ke Israel.

(isa/bac)


KOMENTAR

TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK