RS di Lebanon Kewalahan Tangani Korban Teror Ledakan Pager Misterius

CNN Indonesia
Kamis, 19 Sep 2024 13:36 WIB
Menkes Lebanon Firas Abiad menyatakan mayoritas rumah sakit kewalahan menangani ribuan korban rentetan ledakan misterius dari pager selama 48 jam terakhir. (Foto: REUTERS/Mohamed Azakir)
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Kesehatan Lebanon Firas Abiad menyatakan sebagian besar rumah sakit di negara tersebut kewalahan menangani ribuan korban imbas rentetan ledakan misterius dari pager dan perangkat lainnya selama 48 jam terakhir.

Abiad mengatakan berbagai rumah sakit di sejumlah wilayah di Lebanon tak sanggup menangani peningkatan jumlah pasien terluka imbas ledakan pager dan alat komunikasi lainnya yang terus berdatangan. Saat ini, ia menuturkan lebih dari 400 pasien di sejumlah rumah sakit memerlukan tindakan operasi dalam waktu yang bersamaan imbas teror ledakan ini.

"Kami memiliki lebih dari 300 pasien di perawatan intensif, dan 400 pasien lainnya membutuhkan operasi dan perawatan lainnya," kata Abiad.

Menurut Abiad, sektor kesehatan Lebanon yang masih terseok-seok pasca pandemi Covid-19 dan krisis ekonomi yang melanda negara itu semakin terpukul menghadapi ribuan pasien yang terluka imbas  teror ledakan yang terjadi pada Selasa (17/9) dan Rabu (18/9).

"Selain itu, seluruh sektor kesehatan di Lebanon sangat kelelahan dan terbebani oleh tantangan yang telah kami hadapi dalam beberapa tahun terakhir: krisis ekonomi yang berkepanjangan, pandemi virus corona, ledakan di pelabuhan, dan migrasi dokter serta perawat. Semua ini memang sangat membebani sektor tersebut," ucap Abiad seperti dikutip Al Jazeera.

Di situasi sulit itu, kata Abiad, staf medis tetap menjalankan tugasnya.

"Lebih dari 90 rumah sakit dan 1.100 ambulans terlibat, dan kami mengangkut sekitar 1.800 pasien. Responnya sangat baik," ujar dia.

Abiad juga mengatakan Lebanon menerima dukungan yang diperlukan dari negara tetangganya.

Bantuan datang dari Irak dengan dua pesawat yang membawa 100 ton pasokan medis. Yordania, Mesir, Suriah, Turki, dan Iran juga turut mengirim bantuan.

Dalam dua hari terakhir, Lebanon diguncang rentetan ledakan.

Pada Selasa, ribuan pager meledak di banyak wilayah di Lebanon. Imbas insiden ini, 12 orang termasuk anak-anak tewas dan 2.800 orang mengalami luka-luka.

Keesokan harinya, radio atau walkie talkie, ponsel, hingga perangkat bertenaga surya ikut meledak. Imbas kejadian ini, 20 orang meninggal dan 450 lainnya terluka.

Milisi di Lebanon selatan, Hizbullah, menuding Israel dalang serangkaian ledakan yang terjadi di negara itu.

Ledakan beruntun di Lebanon terjadi usai Israel memperluas tujuan perang di perbatasan termasuk dengan Hizbullah.

Sejak pasukan Zionis melancarkan agresi ke Palestina, Israel dan Hizbullah terlibat saling serang.

Hizbullah menyatakan tak akan berhenti sebelum Israel angkat kaki dari Palestina. Mereka juga siap perang jika pasukan Zionis memulai.

(isa/rds)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK