Presiden Iran: Israel Provokasi Kami Lewat Serangan di Lebanon

CNN Indonesia
Selasa, 24 Sep 2024 14:50 WIB
Iran menilai Israel ingin menyulut perang besar di Timur Tengah dengan memprovokasi Teheran agar terseret konfliknya dengan Hizbullah.
Iran menilai Israel ingin menyulut perang besar di Timur Tengah dengan memprovokasi Teheran agar terseret konfliknya dengan Hizbullah. (Foto: AFP/-)
Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Iran Masoud Pezeshkian mengatakan Israel ingin menyulut perang besar di Timur Tengah dengan memprovokasi Teheran agar terseret dalam konfliknya dengan Hizbullah di Lebanon.

Dalam pernyataannya di New York pada Senin (23/9), Pezeshkian mengatakan Israel berniat membuka perang skala besar di Timur Tengah karena sengaja memancing Iran untuk masuk ke dalam pusara konflik antara Israel dan kelompok milisi Hizbullah Lebanon.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mereka menyeret kami ke titik yang tidak kami inginkan," kata Pezeshkian menjelang pertemuan Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), seperti dikutip The Times of Israel.

Kendati begitu, kata Pezeshkian, Iran tak ingin menjadi penyebab ketidakstabilan di Timur Tengah. Sebab ia tahu betul bahwa konsekuensi meletupkan perang "tidak dapat diubah."

"Kami ingin hidup dalam damai, kami tidak ingin perang. Israel-lah yang berusaha menciptakan konflik habis-habisan ini," ujar dia, seperti dikutip Reuters.

Pernyataan Pezeshkian ini merespons serangan udara Israel di Lebanon pada Senin (23/9) yang menewaskan sedikitnya 492 orang dan melukai 1.646 lainnya.

Militer Israel mengklaim serangan itu menargetkan situs-situs senjata milik kelompok milisi Hizbullah. Lebih dari 1.300 lokasi terkait gudang persenjataan Hizbullah pun diklaim telah diserang.

Saat ditanya mengenai dukungan Iran terhadap Hizbullah, Pezeshkian menekankan bahwa Teheran akan "membela kelompok mana pun yang membela hak-haknya dan dirinya sendiri."

Meski begitu, dia tidak menjelaskan dukungan seperti apa yang akan diberikan Iran terhadap Hizbullah.

Dalam kesempatan itu, Pezeshkian justru menyinggung soal seruan negara-negara Barat agar Iran tak ikut-ikutan dalam konflik Timur Tengah supaya tidak mengacaukan upaya Amerika Serikat yang hendak mendorong gencatan senjata antara Israel dan kelompok milisi Hamas Palestina.

"Kami mencoba untuk tidak menanggapi. Mereka terus mengatakan bahwa mereka hampir mencapai perdamaian, mungkin dalam waktu seminggu atau lebih. Tapi [faktanya] perdamaian yang sulit diraih itu tak pernah tercapai," kata Pezeshkian.

"Setiap hari Israel terus-terusan melakukan kekejaman dan membunuh banyak orang, baik tua, muda, laki-laki, perempuan, anak-anak, menyerang rumah sakit dan fasilitas lainnya," lanjutnya.

Pada kesempatan yang sama, Pezeshkian juga merespons pertanyaan mengenai balasan Iran atas pembunuhan pemimpin biro politik Hamas Ismail Haniyeh di Teheran Juli lalu.

Sama seperti sebelumnya, ia hanya mengatakan akan menanggapi Israel pada waktu dan tempat yang tepat, dan "dengan cara yang tepat."

Iran dan Hamas menuding Israel dalang di balik kematian Haniyeh. Teheran telah bersumpah akan membalas Israel atas kematian Haniyeh di wilayahnya. Namun demikian, hingga kini belum ada tanda-tanda Iran akan melancarkan serangan terhadap Israel.

Sejumlah pihak sejak awal telah menduga bahwa Iran akan melakukan balasan melalui proksi-proksinya di Timur Tengah.

(blq/rds)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER