Israel Klaim Tak Sengaja Tembak Markas UNIFIL Lebanon

CNN Indonesia
Sabtu, 12 Okt 2024 12:52 WIB
Israel berdalih serangan dilakukan terhadap ancaman Hizbullah yang terletak dekat dengan pos UNIFIL.
Tentara Nasional Israel (IDF) mengaku tak sengaja melukai pasukan perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL) dalam dua hari terakhir. (REUTERS/Thaier Al-Sudani)
Jakarta, CNN Indonesia --

Israel berkelit lagi usai kembali melukai dua prajurit pasukan perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL), Jumat (11/10). Kejadian itu menyusul serangan yang juga melukai dua orang prajurit UNIFIL asal Indonesia sehari sebelumnya.

Tentara Nasional Israel (IDF) mengaku tak sengaja melukai pasukan perdamaian. Mereka berdalih serangan dilakukan terhadap ancaman Hizbullah yang terletak dekat dengan pos UNIFIL.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Para prajurit beroperasi di Lebanon selatan mengidentifikasi sebuah ancaman mendesak terhadap mereka. Para prajurit merespons dengan menembak ke arah ancaman itu," kata IDF dilansir The Times of Israel, Sabtu (12/10).

"Penyelidikan awal mengindikasikan selama insiden, serangan teridentifikasi di salah satu pos UNIFIL, berlokasi sekitar 50 meter (yard) dari sumber ancaman, menyebabkan dua orang personel UNIFIL terluka," lanjut IDF.

IDF menyampaikan perhatian serius. Mereka berdalih sudah memberi peringatan kepada UNIFIL sesaat sebelum bentrokan terjadi.

"Mereka (IDF) berkata telah memperingatkan beberapa jam sebelumnya untuk mengungsi. PBB menyebut keduanya berasal dari Sri Lanka," tulis The Times of Israel.

Sebelumnya, Israel melancarkan serangan di sekitar pos UNIFIL di Lebanon pada Kamis (10/10). Dua prajurit asal Indonesia terluka dalam serangan itu.

TNI menyebut dua prajurit itu dalam luka ringan, tetapi masih dapat bertugas. TNI juga menyebut prajurit-prajurit Indonesia di sana dalam keadaan aman.

Sehari setelah, Israel kembali melancarkan serangan serupa. Dua tentara asal Sri Lanka yang kini menjadi korban.

UNIFIL menyatakan serangan yang disengaja terhadap pasukan penjaga perdamaian "merupakan pelanggaran berat terhadap hukum humaniter internasional dan resolusi Dewan Keamanan 1701."

(dhf/fra)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER